PR DEPOK - Bangladesh telah membatasi perjalanan luar negeri para pejabat pemerintah menggunakan anggaran operasional dan pembangunan.
Keputusan Bangladesh membatasi perjalanan luar negeri para pejabat pemerintah sebagai upaya pemulihan ekonomi setelah pandemi Covid-19.
Selain itu, tujuan pembatasan perjalanan luar negeri para pejabat pemerintah yakni untuk meneka pengeluaran akibat krisis global yang kini tengah dirasakan.
Kemenkeu Bangladesh telah mengeluarkan pemberitahuan yang menyebut semua jenis perjalanan ke luar negeri dihentikan hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Hal tersebut merupakan upaya Pemerintah Bangladesh untuk mengurangi tekanan pada cadangan devisa negara.
Perjalanan ke luar negeri yang dibatasi termasuk kunjungan kerja, studi banding, loka karya, dan seminar untuk semua pejabat pemerintah Bangladesh.
Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Prokerala, langkah pemerintah Bangladesh ini diharapkan akan melindungi cadangan mata uang asing, yang baru-baru ini turun menjadi kurang 42 miliar dolar AS.
Baca Juga: Besok, Persib Agendakan Pertemuan Sehari Sebelum Latihan Perdana
Langkah ini dilakukan sehari setelah bank sentral Bangladesh memperketat aturannya untuk impor barang mewah.
Adapun barang mewah yang dimaksud di antaranya kendaraan sport, mesin cuci, AC, dan lemari es.
Sebagai informasi, cadangan devisa Bangladesh melampaui angka 48 miliar AS atau sekitar Rp703 triliun.
Itu merupakan capaian tertinggi dalam sejarah Bangladesh karena perlambatan impor dan meningkatnya pengiriman uang dan pendapatan ekspor selama pandemi Covid-19.***