Update Perang di Ukraina Hari ke-106: Rencana Referendum Rusia hingga 94 Negara Terancam Krisis

9 Juni 2022, 10:20 WIB
Potret kota pelabuhan Mariupol setelah invasi Rusia ke Ukraina. /Alexander Ermochenko/REUTERS/

PR DEPOK – Sudah hari ke-106 Rusia dan Ukraina terlibat perang, sejak Vladimir Putin memerintahkan operasi khusus pada 24 Februari 2022.

Menurut laporan terkini, pasukan Ukraina telah didorong kembali oleh pengeboman Rusia di kota garis depan timur Sievierodonetsk dan sekarang hanya menguasai pinggirannya.

Gubernur Luhansk Serhiy Haidai mengatakan bahwa sebagian besar kota berada di tangan Rusia dan tidak mungkin lagi menyelamatkan warga sipil Ukraina yang terdampar.

Baca Juga: Update Terbaru, Rusia Pukul Mundur Pasukan Ukraina ke Pinggiran Kota Sievierodonetsk

Menurut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, pertempuran di Sievierodonetsk sangat sulit.

“Pertempuran untuk Sievierodonetsk adalah di mana nasib Donbas sedang diputuskan dan mungkin yang paling sulit dilihat sejauh ini selama perang,” kata Volodymyr Zelensky seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Guardian.

Sementar itu, pejabat Rusia Vladimir Rogov yang menduduki wilayah Zaporizhzhya Ukraina dilaporkan berencana untuk mengadakan referendum akhir tahun ini untuk bergabung dengan Rusia.

Baca Juga: Sekjen PBB Sebut Perang Rusia-Ukraina Berikan Konsekuensi yang Semakin Buruk, 1,6 Miliar Orang Terdampak

“Rakyat akan menentukan masa depan wilayah Zaporizhzhia,” ujarnya

Akan tetapi, Ukraina mengatakan setiap referendum yang diadakan di bawah pendudukan Rusia akan ilegal dan hasilnya curang.

Di sisi lain, Oleg Kryuchkov yang merupakan pejabat yang didukung Rusia di wilayah tenggara Zaporizhzhia yang sebagian diduduki Ukraina mengatakan Rusia telah mulai mengirim gandum dari daerah-daerah pendudukan ke Turki dan Timur Tengah melalui Krimea.

Baca Juga: Perbandingan hingga Keunggulan Samsung Galaxy S22 Ultra dan iPhone 13 Pro Max

Menurutnya, kereta pertama yang membawa gandum telah tiba dari Melitopol, sebuah kota di Zaporizhzhia.

Rusia juga mengklaim pengiriman biji-bijian akan dimulai kembali dalam beberapa hari mendatang dari pelabuhan Berdyansk Ukraina yang diduduki Rusia setelah mengamankan ranjau yang disebarkan sebelumnya.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov mengatakan bahwa Rusia bersedia membuka koridor untuk memungkinkan ekspor biji-bijian dari Ukraina, dengan syarat pihak Ukraina untuk memindahkan ranjau dari pelabuhan mereka.

Baca Juga: Sinopsis dan Jadwal Tayang Alice in Borderland Season 2 yang akan Segera Rilis di Netflix

Akan tetapi, Ukraina menolak pernyataan Lavrov dan mengatakan peralatan militer diperlukan untuk melindungi garis pantai dan misi angkatan laut untuk berpatroli di rute ekspor di Laut Hitam.

Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres sebelumnya memperingatkan bahwa invasi Rusia ke Ukraina mengancam akan melepaskan gelombang kelaparan dan kemelaratan yang belum pernah terjadi sebelumnya, serta meninggalkan kekacauan sosial hingga ekonomi di belakangnya.

Sebuah laporan oleh PBB menunjukkan sekitar 94 negara, rumah bagi sekitar 1,6 miliar orang, sangat terpapar setidaknya satu dimensi krisis dan tidak mampu mengatasi dampak perang Rusia dan Ukraina.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler