Tuntut Pembatasan Kepemilikan Senjata untuk Warga Sipil, Ratusan Orang di Seluruh AS Berunjuk Rasa

12 Juni 2022, 07:45 WIB
Ilustrasi unjuk rasa. Ratusan orang di seluruh AS berunjuk rasa menuntut pembatasan kepemilikan senjata api untuk warga sipil. /Joshua Santos/Pexels/

PR DEPOK – Puluhan ribu demonstran turun ke Washington dan ratusan berunjuk rasa di seluruh AS pada Sabtu, 11 Juni 2022.

Unjuk rasa di banyak kota di AS itu menuntut anggota parlemen mengesahkan undang-undang yang bertujuan membatasi kekerasan senjata menyusul penembakkan bulan lalu di sebuah sekolah dasar Texas.

Di ibu kota negara, penyelenggara March for Our Lives (MFOL) memperkirakan bahwa 40.000 orang berkumpul di National Mall dekat Monumen Washington.

Kelompok keamanan senjata didirikan oleh siswa yang selamat dari pembantaian 2018 di sebuah sekolah menengah Parkland, Florida.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Cancer, Leo dan Virgo Minggu, 12 Juni 2022: Siap-Siap Hadapi Kesulitan untuk Mencapai Tujuan

Courtney Haggerty, seorang pustakawan penelitian berusia 41 tahun dari Lawrenceville, New Jersey, melakukan perjalanan ke Washington bersama putrinya yang berusia 10 tahun, Cate, dan putranya yang berusia 7 tahun, Graeme.

Haggerty mengatakan penembakan pada Desember 2012 di Sekolah Dasar Sandy Hook di Newtown, Connecticut yang menyebabkan korban kebanyakan berusia enam dan tujuh tahun, terjadi satu hari setelah ulang tahun pertama putrinya.

"Itu membuatku sedih. Saya tidak percaya anak saya akan berusia 11 tahun, dan kami masih melakukan unjuk rasa ini," ujarnya, dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari Reuters.

Seorang pria bersenjata di Uvalde, Texas, membunuh 19 anak-anak dan dua guru pada 24 Mei, 10 hari setelah pria bersenjata lain membunuh 10 orang kulit hitam di sebuah toko kelontong Buffalo, New York, dalam serangan rasis.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Aries, Taurus dan Gemini Minggu, 12 Juni 2022: Manfaatkan Peluang yang akan Datang

Penembakan itu telah menambah urgensi baru pada perdebatan yang sedang berlangsung di negara itu tentang kekerasan senjata.

Meskipun demikian, prospek undang-undang federal tetap tidak pasti mengingat oposisi Partai Republik dengan gigih menolak pembatasan kepemilikan senjata api.

Dalam beberapa pekan terakhir, kelompok Senat bipartisan telah berjanji untuk menuntaskan kesepakatan, meskipun mereka belum mencapai yang diinginkan.

Upaya mereka difokuskan pada perubahan yang relatif sederhana, seperti memberi insentif kepada negara bagian untuk mengesahkan undang-undang "bendera merah" yang memungkinkan pihak berwenang menyimpan senjata dari individu yang dianggap berbahaya.

Baca Juga: Takluk 0-1 Lawan Yordania, Indonesia Masih Punya Peluang Lolos Final Piala Asia 2023

Presiden AS Joe Biden, seorang Demokrat yang awal bulan ini mendesak Kongres untuk melarang senjata, memperluas pemeriksaan latar belakang dan menerapkan langkah-langkah lain, mengatakan dia mendukung protes itu.

Dewan Perwakilan Rakyat AS yang dikendalikan Demokrat meloloskan serangkaian langkah-langkah keamanan senjata, tetapi undang-undang tersebut tidak memiliki peluang untuk maju di Senat.

Pasalnya, Partai Republik memandang pembatasan kepemilikan senjata sebagai pelanggaran terhadap hak Amandemen Kedua Konstitusi AS.

Dua siswa sekolah menengah Zena Phillip, 16, dan Blain Sirak, 15 mengatakan mereka belum pernah bergabung dalam unjuk rasa sebelumnya tetapi merasa termotivasi setelah penembakan di Texas.

Baca Juga: Jadwal Acara TV RCTI Minggu, 12 Juni 2022: Aku Bukan Wanita Pilihan dan Ikatan Cinta Kembali Tayang

"Cukup mengetahui bahwa ada kemungkinan yang bisa terjadi di sekolah saya sendiri membuat saya takut," kata Phillip.

"Banyak anak menjadi mati rasa sampai-sampai mereka merasa putus asa," ungkapnya.

Sirak mengatakan dia mendukung lebih banyak pembatasan senjata dan bahwa masalah ini melampaui penembakan massal hingga korban kekerasan senjata setiap hari.

"Orang-orang biasa bisa mendapatkan senjata kelas militer di Amerika. Ini benar-benar tidak masuk akal," tandasnya.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler