Update Situasi di Ukraina: Kiev Minta Pasokan Senjata ke Barat hingga Hadapi Wabah Kolera

12 Juni 2022, 15:57 WIB
Update situasi Ukraina terkini adalah tengah meminta pasokan senjata kepada barat hingga hadapi wabah kolera. /REUTERS/Oleksandr Ratushniak.

PR DEPOK - Baru-baru ini dikabarkan, Ukraina meminta pasokan senjata pada negara Barat, dan mereka berharap pasokannya dikirim lebih cepat.

Kepada surat kabar Guardian Inggris, Wakil Kepala Intelijen Militer Ukraina, Vadym Skibitsky mengatakan bahwa sekarang merupakan perang senjata artileri.

Sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Reuters, Vadym Skibitsky menyebut bahwa kini nasib Ukraina tergantung pada barat.

Jerman sebagai pemasok senjata terbesar dikritik lantaran dinilai lambat dalam menyalurkan pasokan padahal Ukraina sangat membutuhkan.

Baca Juga: Diidap Justin Bieber, Apa itu Ramsay Hunt Syndrome? Benarkah Orang yang Pernah Cacar Air Bisa Terkena?

Pihak Ukraina menyebut Rusia telah mengumpulkan kembali pasukan untuk mengisi kembali amunisi dan pasokan bahan bakar.

Kabarnya hal tersebut dilakukan negara pimpinan Vladimir Putin ini dalam persiapan serangan di Sloviansk dan Siversk, dan kota-kota di Donetsk.

Selain itu dikabarkan juga bahwa pasukan Rusia kini telah mengamankan posisi di 2 wilayah dekat Sievierodnetsk dan sebagian besar kota Luhansk.

Di sisi lain, Wali Kota Mariupol, Vadym Boichenko menyebut Ukraina kini menghadapi wabah disentri dan kolera di tengah konflik yang terjadi.

Baca Juga: Info Pemakaman Jenazah Eril Putra Ridwan Kamil, Termasuk Jadwal Kedatangan hingga Prosedur Takziah

Menurutnya, wabah infeksi ini kemungkinan akan merenggut ribuan warga Mariupol lainnya. Maka itu, ia meminta pertolongan kepada PBB dan Komite Internasional Palang Merah.

Wali Kota Mariupol ini meminta keduanya membangun koridor kemanusiaan untuk memungkinkan penduduk yang tersisa meninggalkan kota, yang kini di bawah kendali Rusia.

Badan Pangan PBB menilai pengurangan ekspor gandum dan komoditas pangan lainnya dari Ukraina dan Rusia akan menimbulkan kelaparan kronis hingga 19 juta orang secara global.***

 

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler