Gagal ke Uni Emirat Arab, Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa Akhirnya Melarikan Diri ke Maladewa

13 Juli 2022, 16:33 WIB
Sempat gagal ke Uni Emirat Arab, Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa akhirnya melarikan diri ke Maladewa. /Andy Buchanan/Pool via REUTERS

PR DEPOK - Setelah gagal terbang ke Uni Emirat Arab (UEA), Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa akhirnya melarikan diri ke kota Male, Maladewa.

Gotabaya Rajapaksa yang dituntut mundur dari jabatannya sebagai presiden, dan melarikan diri ke Maladewa bersama sang istri serta pengawalnya pada Rabu tengah malam, dengan pesawat angkatan udara Sri Lanka,

Pelarian Gotabaya Rajapaksa ke Maladewa ini dikonfirmasi oleh seorang pejabat imigrasi kepada Associated Press dengan syarat anonim.

Baca Juga: Apa Itu Tes Usia Mental yang Viral di Medsos? Berikut Asal-Usul, Link, dan Cara Main Mental Age Test

Sehari sebelumnya, Gotabaya Rajapaksa dilaporkan melewatkan "empat penerbangan" di bandara internasional Kolombo, karena staf imigrasi menolak pergi ke kamar VIP untuk mencap paspor Presiden Sri Lanka tersebut, agar dia dapat terbang ke Uni Emirat Arab ( UEA).

Perdana Menteri Sri Lanka Ranil Wickremesinghe yang sementara ini menjabat sebagai presiden, mengumumkan keadaan darurat dan menerapkan jam malam pada hari Rabu setelah Gotabaya Rajapaksa melarikan diri.

"Perdana menteri sebagai penjabat presiden telah mengumumkan keadaan darurat (di seluruh negeri) dan memberlakukan jam malam di provinsi barat," kata sekretaris media Wickremesinghe Dinouk Colombage dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Independent.

Baca Juga: PKH Tahap 3 Cair hingga Rp4,4 Juta untuk Siswa SD, SMP, SMA, Segera Login cekbansos.kemensos.go.id

Langkah tersebut dinilai dapat mengobarkan ketegangan di Sri Lanka, mengingat ada semakin banyak seruan agar Wickremesinghe mundur juga.

Wickremesinghe mengatakan dia akan mundur pada hari yang sama para pengunjuk rasa menyerbu istana kepresidenan.

Namun kemudian, dia justru mengatakan akan menjabat sebagai presiden sampai pengganti Gotabaya Rajapaksa dipilih.

Baca Juga: Daftar Harga dan Cara Beli Tiket Jakarta Fair atau PRJ Kemayoran 2022 Online Lewat jakartafair.co.id

Situasi di Sri Lanka memanas dalam beberapa terakhir dengan ribuan pengunjuk rasa menyerbu kantor Wickremesinghe pada hari Rabu, setelah merebut gedung-gedung pemerintah.

Kelompok-kelompok pengunjuk rasa memanjat tembok dan memasuki kantor, sementara sebagian lainnya bersorak mendukung, menyemangati mereka, dan mengibarkan bendera Sri Lanka.

Polisi menggunakan gas air mata untuk mencoba membubarkan massa tetapi gagal, dan semakin banyak yang berbaris di jalan hingga menuju kantor.

Baca Juga: Insentif Kartu Prakerja Gelombang 36 Bisa Gagal Cair! Ini Penyebab dan Solusinya

Gotabaya Rajapaksa juga telah setuju untuk mengundurkan diri pada hari Rabu di bawah tekanan, setelah istana kepresidenan di Kolombo diserbu oleh pengunjuk rasa yang marah.

Mereka terlihat melompat ke kolam mewah di kediaman Gotabaya Rajapaksa, serta mengobrak-abrik dapur dan lemari.

Para pengunjuk rasa terus bertahan di sana setelah tiga hari, dan lebih banyak lagi terlihat tiba pada Rabu pagi.

Baca Juga: Update Transfer Pemain: Barcelona Akan Segera Menyelesaikan Kesepakatan dengan Bayern Munchen Minggu Ini

Mereka juga membakar rumah pribadi perdana menteri karena kemarahan terus tumbuh terhadap keluarga Gotabaya Rajapaksa, yang telah memerintah Sri Lanka selama hampir dua dekade terakhir.

Para pengunjuk rasa menyalahkan keluarga itu atas krisis ekonomi terbesar di Sri Lanka sejak kemerdekaannya.

Para ahli mengatakan krisis ekonomi Sri Lanka adalah hasil dari beberapa faktor, termasuk inflasi global dan penanganan ekonomi selama beberapa dekade.

Baca Juga: BPNT Juli 2022 Masih Cair, Segera Daftarkan Nama di DTKS Online, untuk Dapat Rp200.000 Ribu dari Kemensos

Keputusan Gotabaya Rajapaksa untuk akhirnya mundur setelah penyerbuan rumahnya, datang sebagai langkah yang disambut baik ketika para pengunjuk rasa mencari perombakan total sistem politik Sri Lanka.

Sementara itu, anggota parlemen Sri Lanka telah setuju untuk memilih presiden baru minggu depan dan berjuang memutuskan susunan pemerintahan baru untuk mengangkat negara yang bangkrut itu keluar dari keruntuhan ekonomi dan politik.

Presiden baru Sri Lanka nantinya akan menjalani sisa masa jabatan Gotabaya Rajapaksa yang berakhir pada 2024, dan berpotensi menunjuk perdana menteri baru, yang kemudian harus disetujui oleh parlemen.***

Editor: Gracia Tanu Wijaya

Sumber: Independent

Tags

Terkini

Terpopuler