Rusak Patung Mantan Presiden AS Andrew Jackson, Empat Pelaku Diamankan Polisi

28 Juni 2020, 15:34 WIB
SEORANG pendemo terlihat berada di atas patung Andrew Jackson yang telah diikatkan tali pada aksi protes di dekat Gedung Putih.* /Reuters/

PR DEPOK - Ketegangan akibat meningkatnya isu rasial di Amerika Serikat terus berlanjut. Sejumlah patung yang dianggap sebagai pro-rasisme maupun perbudakan satu persatu dihancurkan pendemo. Salah satunya patung mantan Presiden AS Andrew Jackson.

Empat orang telah didakwa dan ditangkap pada Sabtu, 27 Juni 2020 atas kasus perusakan patung Andrew Jackson selama aksi protes di di dekat Gedung Putih, Departemen Kehakiman AS.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari situs Reuters pada Minggu, 28 Juni 2020, keempat orang tersebut berasal dari Washington DC., Maryland, Maine, dan Virginia.

"Kantor ini tetap teguh dengan komitmennya untuk melindungi hak Amandemen Pertama yang sakral dari individu untuk melakukan protes secara damai, tetapi tuduhan ini harus menjadi peringatan bagi mereka yang memilih untuk merusak patung dan monumen yang menghiasi ibu kota negara kita," kata Pejabat Jaksa AS Michael R. Sherwin.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Dunia Tembus 10 Juta, Duet AS dan Brasil Kian Mengkhawatirkan 

Dalam demonstrasi pada Senin, 22 Juni 2020, pengunjuk rasa mencoret patung Andrew Jackson dengan tulisan "killer scum" di alas patung.

Selain itu, para pengunjuk rasa mengikatkan tali di sekitar kepala patung Andrew Jackson dan kudanya.

Ratusan petugas keamanan, yang dipimpin oleh Polisi AS, menyerbu ke alun-alun dan membubarkan para pemrotes.

Protes itu dipicu oleh kematian George Floyd yang dibunuh oleh petugas polisi Derrek Chauvin dengan cara dilututi selama sembilan menit.

Baca Juga: Dikurung Bersama 600 Hewan Liar, Balita 1,5 Tahun Ditemukan Polisi dalam Kondisi Memprihatinkan 

Para pemrotes juga memaksa untuk menerobos pagar penghalang agar bisa masuk ke Gedung Putih untuk menemui Presiden AS, Donald Trump.

Selain itu, dalam protes yang berlangsung selama kurang lebih dua minggu tersebut, banyak aksi penjarahan dan perusakan di balik protes dengan mengampanyekan "Black Lives Matter".

Untuk diketahui, Andrew Jackson merupakan presiden AS ketujuh, yang juga merupakan pemilik budak dan memperjuangkan kebijakan untuk memindahkan penduduk asli Amerika ke barat Mississippi.

Selama pemerintahannya, Bangsa Cherokee dipaksa untuk pindah dari Tenggara ke Oklahoma sekarang di tempat yang sekarang disebut "Trail of Tears".***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler