PR DEPOK – Kementerian Luar Negeri Taiwan menyebut bahwa seorang pria warga negaranya yang secara sukarela berperang di Ukraina telah tewas di medan perang.
Menurutnya, pria Taiwan itu diyakini sebagai orang pertama dari pulau tersebut yang tewas dalam konflik di Ukraina.
Kementerian mengatakan seorang komandan lapangan Ukraina telah mengkonfirmasi kematian Tseng Sheng-kuang yang berusia 25 tahun, yang bertugas dengan batalion tentara sukarelawan.
Penyebab kematian tidak diberikan oleh kementerian tetapi Kantor Berita Taiwan semi-resmi Central News Agency (CNA) mengatakan dia terluka selama pertempuran di kota timur Luhansk dan meninggal karena kehilangan darah.
"Kami menyampaikan belasungkawa tulus kami untuk warga negara kami yang mengorbankan hidupnya dalam perang di Ukraina, dan memberikan penghormatan atas semangatnya membantu Ukraina dalam membela kebebasan dan demokrasi," kata kementerian itu.
Dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Channel News Asia, Tseng dianggap sebagai korban pertama Taiwan dalam perang di Ukraina.
Kementerian mengatakan akan membantu keluarga Tseng mengatur perjalanan ke Ukraina untuk mengidentifikasi jenazah.
CNA mengatakan Tseng adalah seorang veteran tentara dari minoritas Amis pribumi Taiwan.
Baca Juga: Jelang Natal dan Tahun Baru, KAI Daop 8 Surabaya Buka Penjualan Tiket Online di Beberapa Link Ini
Istrinya mengatakan bahwa Tseng melakukan perjalanan ke Ukraina pada bulan Juni dan mereka terakhir berhubungan pada tanggal 23 Oktober ketika Tseng mengatakan dia akan memulai misi lima hari.
Dia kemudian menerima pesan yang dikirim dari ponselnya oleh seorang rekan yang mengatakan bahwa dia telah terluka dalam pertempuran dan meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit.
Dia menggambarkan suaminya sebagai seorang pria jujur dengan rasa keadilan yang kuat.
Ada curahan simpati untuk Ukraina di seluruh Taiwan, dengan penderitaan negara yang dilanda perang itu bergema dengan banyak orang di pulau itu karena menghadapi ancaman invasi terus-menerus oleh negara tetangga China.
Beijing mengklaim Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri sebagai wilayahnya dan invasi Rusia telah memperdalam kekhawatiran bahwa China mungkin mencoba langkah serupa untuk mencaplok pulau itu.
Menurut media lokal, sekitar 10 orang Taiwan saat ini berperang di Ukraina sebagai tentara sukarela.***