Pria Iran yang Menginspirasi Film The Terminal Dilaporkan Meninggal Dunia di Bandara Paris

14 November 2022, 10:38 WIB
Pria yang menginspirasi film The Terminal meninggal dunia. /Pixabay/Skitterphoto dan poster film/

PR DEPOK - Kisahnya jadi inspirasi dalam fim The Terminal pada 2004 silam, seorang pria Iran yang tinggal di Bandara Charles de Gaulle Paris selama 18 tahun dikabarkan meninggal dunia.

Kabar kematian Mehran Karimi Nasseri dilaporkan oleh seorang pejabat otoritas bandara Paris pada Sabtu 12 November 2022 di Bandara.

Mehran Karimi Nasseri meninggal dunia setelah serangan jantung yang dialaminya di Terminal 2F bandara pada siang hari.

Baca Juga: Anggota Parlemen Iran Desak Pengadilan Hukum Pengunjuk Rasa dengan Tegas: Mereka Pelaku Kejahatan

Pria Iran itu sempat mendapatkan perawatan dari tim medis, tetapi upaya tersebut gagal menyelamatkannya.

Mehran Karimi Nasseri mengaku sebagai orang Inggris tetapi diyakini lahir pada tahun 1945 di Provinsi Khuzestan, Iran.

Ia telah tinggal di Terminal 1 Bandara sejak tahun 1988 hingga 2006, hal itu dikarenakan adanya ketidakpastian hukum karena Mehran Karimi Nasseri tak memiliki surat izin tinggal dan tak memiliki pilihan lain.

Baca Juga: Akui Menjual Drone ke Rusia, Iran Bantah Bertujuan untuk Perang di Ukraina: Terjadi Beberapa Bulan Sebelumnya

Kisahnya menginspirasi sebuah film Prancis tahun 1993 dan sebuah opera oleh komposer Jonathan Dove, serta The Terminal karya Spielberg, yang dibintangi oleh Tom Hanks dan Catherine Zeta-Jones.

Meskipun perusahaan produksi sutradara dilaporkan membayar Nasseri untuk hak atas ceritanya, dia tidak disebutkan dalam film atau materi publisitas resmi apa pun.

Sebuah otobiografi, ditulis untuk orang lain oleh penulis Inggris Andrew Donkin, diterbitkan pada tahun 2004.

Baca Juga: Biografi Jose Manuel Llaneza, Orang di Balik Kesuksesan Villarreal Club

Mehran Karimi Nasseri sempat melakukan perawatan di rumah sakit dari uang hak film yang diterima olehnya kemudian tinggal di sebuah hotel dekat bandara.

Namun, seteah uang miliknya habis ia kemudian tinggal di tempat penampuangan bagi para tunawisma.

Dilaporkan petugas bandara ia telah kembali tinggal di bandara lagi dalam beberapa minggu terakhir.

Menurut catatan resmi hidupnya yang ia sendiri perdebatkan, Nasseri lahir di selatan Iran yang kaya minyak sebagai salah satu dari enam bersaudara, dari ayah seorang dokter yang bekerja untuk Perusahaan Minyak Anglo-Iran.

Baca Juga: Akibat Cuaca Buruk, Pesawat Korean Air Tergelincir dan Lewati Landasan Pacu Bandara Filipina

Berusia 23 tahun, tak lama setelah ayahnya meninggal karena kanker, ibunya memberi tahu bahwa dia bukan ibu kandungnya dan dia adalah hasil perselingkuhan antara ayahnya dengan seorang perawat Skotlandia.

Dikirim ke Inggris, dia menghabiskan tiga tahun belajar Studi Yugoslavia di Universitas Bradford dan berpartisipasi dalam protes terhadap Shah, yang diberikan sebagai alasan pencabutan paspornya ketika dia kembali ke Teheran.

Diberikan status pengungsi oleh Belgia pada tahun 1981, dia mencoba melakukan perjalanan ke Inggris untuk menemukan ibu kandungnya, yang dia yakini tinggal di Glasgow.

Baca Juga: AS Klaim Pelatih Militer Iran Telah Bantu Rusia untuk Lakukan Penyerangan ke Ukraina Lewat Drone

Dia membuang surat-surat identitasnya di atas kapal tujuan Inggris dengan keyakinan dia tidak akan lagi membutuhkannya, dan jatuh ke dalam limbo tanpa kewarganegaraan.

Berulang kali ditahan setibanya di Inggris dan dikirim kembali ke Belgia atau Prancis, dia akhirnya menyerah dan menetap di Bandara Charles de Gaulle pada Agustus 1988.

Pada tahun 1992, pengadilan Prancis memutuskan bahwa Nasseri telah memasuki bandara secara legal sebagai pengungsi dan tidak bisa dikeluarkan darinya.

Setelah ceritanya mendapatkan ketenaran selama bertahun-tahun, Nasseri ditawari kewarganegaraan pertama oleh Belgia dan kemudian Prancis, tetapi dia menolak dokumen tersebut karena tidak ditujukan kepadanya.

Baca Juga: Tanpa Ampun, Hakim Iran Bakal Jatuhkan Hukuman Berat bagi Provokator Unjuk Rasa Kematian Mahsa Amini

Bukan tanpa alasan Mehran Karimi Nasseri telah meninggalkan warisan Irannya dan mengklaim bahwa dia adalah warga negara Inggris yang lahir di Swedia. 

Mehran Karimi Nasseri menolak untuk menandatangani namanya selain sebagai Sir Alfred Mehran, nama yang muncul di salah satu surat korespondensinya dengan otoritas Inggris.

Di Charles de Gaulle, dia dilaporkan menghabiskan sebagian besar waktunya di bangku merah di lantai bawah terminal 1, menolak sumbangan dan hadiah selain voucher makan sesekali dari staf bandara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Pikiran Rakyat Depok.***

Editor: Rahmi Nurfajriani

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler