Demi Bangkitkan Semangat, Korea Utara Minta Orang Tua Memberi Nama Anak-anak dengan Nuansa Patriotik

2 Desember 2022, 13:55 WIB
ILUSTRASI - Pemerintah Korea Utara meminta orang tua untuk memberi nama anak-anak mereka dengan nuansa patriotik. /Reuters

PR DEPOK – Korea Utara dilaporkan meminta para orang tua untuk memberi anak-anak mereka nama patriotik termasuk seperti 'bom' dan 'senjata'.

Pemerintah Korea Utara melarang penggunaan nama yang lebih lembut, karena ingin membangkitkan semangat.

Sebelumnya, Korea Utara mengizinkan orang untuk menggunakan nama yang diakhiri dengan vokal yang lebih lembut seperti A Ri (kekasih) dan Su Mi (super cantik), lebih mirip Korea Selatan.

Tetapi sekarang Korea Utara telah menuntut agar orang-orang dengan nama yang lebih lembut mengubah nama mereka dan anak-anak mereka menjadi lebih ideologis dan militeristik jika mereka tidak cukup 'revolusioner'.

Baca Juga: Bus Shantika Alami Kecelakaan hingga Terguling di Tol Cipali, 12 Penumpang Dilaporkan Luka-luka

Korea Utara ingin orang memberi nama anak-anak mereka dengan konsonan akhir dan mengancam denda bagi mereka yang tidak mematuhinya. Nama yang cocok termasuk Chong Il (pistol), Chung Sim (kesetiaan), Pok Il (bom) dan Ui Song (satelit).

Dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari Daily Mail, seorang sumber yang meminta untuk tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa penduduk mengeluhkan pihak berwenang yang memaksa orang untuk mengubah nama mereka sesuai dengan standar yang diminta oleh negara.

“Mulai bulan lalu, pemberitahuan terus-menerus dikeluarkan pada pertemuan warga unit jaga lingkungan untuk memperbaiki semua nama tanpa konsonan akhir.

Baca Juga: Terduga Teroris di Sukoharjo Dikenal Ramah, Hari-hari Bantu Istri Jualan

“Orang-orang dengan nama yang tidak memiliki konsonan terakhir memiliki waktu hingga akhir tahun untuk menambahkan makna politik pada nama mereka untuk memenuhi standar revolusioner,” kata sumber itu.

Langkah tersebut membuat banyak orang tua marah dan enggan mengambil langkah tersebut.

Sumber itu menambahkan bahwa mereka bertanya-tanya apakah pihak berwenang memperkenalkan tindakan tersebut sehingga nama mencerminkan era kelaparan dan penindasan.

Baca Juga: FIFA Jelaskan Soal Gol Kontroversi Jepang yang Singkirkan Jerman di Piala Dunia 2022

Pejabat telah menekankan kepada warga bahwa nama tidak boleh mencerminkan seperti tren di Korea Selatan.

Beberapa generasi keluarga dikritik oleh pihak berwenang karena menamai anak-anak mereka dengan campuran moniker Cina, Jepang, dan Korea Selatan, bukan moniker Korea Utara.

Secara pribadi, warga bercanda apakah mereka harus mengambil nama kuno termasuk Yong Chol, Sun Hui atau Man Bok.

Baca Juga: Jadwal Vaksin Booster Kedua Besok di Depok, Catat Lokasi dan Jenis Vaksinnya

Sumber itu menambahkan, warga marah atas keinginan penguasa yang memaksakan kolektivisme.

Warga juga bertanya apakah mereka adalah bagian mekanik atau hewan ternak, menanyakan bagaimana manusia tidak boleh diberi nama sesuai keinginan sendiri.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Daily Mail

Tags

Terkini

Terpopuler