Asal Mula Covid-19 Dibongkar! Kebocoran Lab Wuhan hingga Pendanaan AS di China Terungkap

7 Desember 2022, 07:30 WIB
Institut Virologi Wuhan diduga memiliki hubungan dengan menyebarnya pandemi Covid-19 di seluruh dunia. /Kolase | AFP/Hector Retamal

PR DEPOK - Hampir 4 tahun sudah pandemi Covid-19 terjadi di negara tempat asalnya, Wuhan, China.

Muncul pada tahun 2019, kemunculan flu misterius di Negeri Bambu awalnya hanya dipandang sebelah mata.

Hingga akhirnya menyebar hingga kebanyak negara dibelahan dunia.

Pandemi Covid-19 pertama kali muncul di pasar ikan Wuhan, China dicurigai dari hasil tangkapan laut yang terinfeksi virus.

Baca Juga: Update Covid-19 Dunia Senin, 5 Desember 2022: Tambah Ribuan Kasus Baru, Indonesia Masuk 20 Besar Dunia

Namun seiring penyelidikan berlangsung di Kota Wuhan, sebuah laboratorium besar dicurigai menjadi biang dari awal kemunculan Covid-19.

Kehadiran virus corona secara mendadak di tengah masyarakat aktif yang sedang bekerja di pasar ikan, diduga bocor dari laboratorium Wuhan, tetapi dibantah keras oleh pihak China.

4 tahun sudah teka-tek asal mula Sars-CoV-02 (virus corona) masih samar tak terjawab, seorang whistleblower yang bekerja di Lab Wuhan membongkar segalanya.

Seorang whistleblower yang bekerja di Wuhan berulang kali mengklaim Covid-19 bocor dari laboratorium China.

Baca Juga: Virus Zombie 'Dibangkitkan', Bahayakah untuk Manusia?

Institut Virologi Wuhan, laboratorium keamanan tinggi yang berspesialisasi dalam virus corona, telah lama dianggap oleh beberapa orang sebagai titik asal pandemi, yang menewaskan 6.646.172 di seluruh dunia.

Baik China dan pihak laboratorium dengan keras membantah tuduhan apa pun, tetapi hampir empat tahun kebenaran tidak sepenuhnya terjawab, hingga seorang pelapor mengklaim semuanya dimulai dari kebocoran.

Dr Andrew Huff, mantan wakil presiden EcoHealth Alliance, mengklaim dalam bukunya 'The Truth About Wuhan' bahwa pandemi Covid-19 adalah hasil dari pendanaan pemerintah AS untuk rekayasa genetika virus corona yang berbahaya di China.

Baca Juga: 4 Poin Keliru Soal Cacar Monyet, Salah Satunya Bukan Berasal dari Wuhan, China

Ia mengungkapkan EcoHealth Alliance mengajarkan lab Wuhan 'metode terbaik yang ada untuk merekayasa virus corona kelelawar untuk menyerang spesies lain'.

"China tahu sejak hari pertama bahwa ini adalah agen rekayasa genetika. Pemerintah AS harus disalahkan atas transfer bioteknologi berbahaya ke China," ucap veteran tentara, dari Michigan itu.

“Saya ketakutan dengan apa yang saya lihat. Kami hanya memberi mereka teknologi bioweapon," tuturnya menambahkan.

Berbicara kepada The Sun, pelapor mengklaim EcoHealth Alliance telah mempelajari berbagai virus corona pada kelelawar selama lebih dari sepuluh tahun.

Baca Juga: Wuhan akan Disulap Menjadi 'Lembah Satelit' untuk Dukung Rencana Luar Angkasa China

Penelitian mendapatkan dana dari National Institutes of Health, dan mengembangkan hubungan kerja yang erat dengan laboratorium Wuhan.

Dia menyarankan eksperimen peningkatan fungsi China, yang dia klaim tidak memenuhi standar, menyebabkan kebocoran laboratorium di Institut Virologi Wuhan yang didanai AS.

"Aliansi EcoHealth dan laboratorium asing tidak memiliki langkah-langkah kontrol yang memadai untuk memastikan biosafety, biosecurity, dan manajemen risiko yang tepat, yang pada akhirnya mengakibatkan kebocoran lab di Institut Virologi Wuhan," katanya dalam buku.

Baca Juga: Ditempatkan dalam Karantina Virus Corona, Wanita China Ini Lompat dari Jendela Rumahnya di Lantai 12

“Tidak ada yang perlu terkejut bahwa orang China berbohong tentang wabah SARS-CoV-2 dan kemudian berusaha keras untuk membuatnya tampak seolah-olah penyakit itu muncul secara alami," ucapnya lagi menambahkan dalam klaim yang tak lagi mengejutkan.

Namun ada hal yang paling ia sesali dalam permasalahan pandemi Covid-19 yang telah lama terjadi.

"Bagian yang mengejutkan dari semua ini adalah bagaimana pemerintah Amerika Serikat membohongi kita semua," tuturnya,

Dia juga menambahkan bahwa dia yakin Covid direkayasa secara genetik di Wuhan melalui serangkaian penelitian fungsi yang didanai oleh pemerintah AS.

Baca Juga: Virus Corona Omicron Subvarian XBB Masuk ke Indonesia, Apa Saja Gejalanya?

Upaya ini dilakukan untuk melihat virus berkembang menjadi lebih mudah menginfeksi manusia untuk membantu para peneliti menguji teori ilmiah.

Dr Huff kemudian menambahkan dia tidak percaya, dan tidak melihat bukti, China sengaja menyebarkan virus tersebut.

Sementara itu, muncul ilmuwan termasuk Sir Patrick Vallance diperingatkan bahwa Covid-19 dapat berevolusi pada hewan laboratorium, tetapi menutup teori tersebut dalam sebuah makalah.

Diterbitkan di Nature Medicine pada Maret 2020, 'the proximal origin of SARS-CoV-2' berpendapat bahwa peristiwa luapan alami menyebabkan pandemi.

Baca Juga: Tahun Baru dan Natal Berpotensi Terjadi Kenaikan Angka Positif Covid-19

Menurut The Telegraph, email dari awal tahun 2020 muncul di minggu-minggu sebelum publikasi, penulis mengadakan diskusi panjang dengan para ahli, termasuk Sir Patrick dan Sir Jeremy Farrar, kepala Wellcome Trust.

Dalam diskusi tersebut, para ahli diberi tahu bahwa fitur tidak biasa yang terlihat pada Covid-19 dapat berevolusi pada hewan di laboratorium, serta di alam liar.

Mereka juga diperingatkan bahwa Institut Virologi Wuhan telah melakukan penelitian tentang virus corona kelelawar dengan tingkat biosekuriti yang mengkhawatirkan.

Ketika makalah itu diterbitkan, semua referensi tentang masalah biosekuriti di Wuhan telah dihapus, dan kemudian penulis menulis pendapat berbeda bahwa evolusi virus di laboratorium tidak mungkin terjadi.***

Editor: Rahmi Nurfajriani

Tags

Terkini

Terpopuler