Sebut Ancaman Nuklir Semakin Meningkat, Putin: Saat Diserang, Kami Menyerang Balik

8 Desember 2022, 18:35 WIB
Presiden Rusia, Vladimir Putin, menyebut ancaman nuklir semakin meningkat namun mereka hanya akan menyerang balik. /Pavel Byrkin/Reuters

PR DEPOK – Presiden Rusia, Vladimir Putin, memperingatkan tentang intervensi militer yang lama di Ukraina, tetapi mengatakan Moskow tidak akan menggunakan senjata nuklir terlebih dahulu.

Komentarnya muncul setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan serangan baru Rusia di pasar dan pom bensin telah menewaskan enam orang dan melukai beberapa lainnya di wilayah garis depan Donetsk.

Dengan semakin dekatnya satu tahun konflik, pasukan Rusia telah kehilangan sebagian besar tujuan militer utama mereka.

Tujuan Rusia itu termasuk menggulingkan pemerintah Ukraina, merebut wilayah Donbas dan mencaplok empat wilayah.

Baca Juga: PKH Tahap 4 di Bulan Desember 2022 Segera Cair, Login cekbansos.kemensos.go.id untuk Cek Penerima

Putin sendiri, dan jalan buntu di medan perang, telah menimbulkan kekhawatiran bahwa Rusia dapat menggunakan persenjataan nuklirnya untuk mencapai terobosan militer.

Putin juga memperingatkan bahwa ancaman perang nuklir semakin meningkat.

"Ancaman seperti itu meningkat. Mengapa dirahasiakan di sini?" katanya pada pertemuan dewan hak asasi manusia, seperti dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Channel News Asia.

Namun dia menambahkan bahwa Rusia akan menggunakan senjata nuklir hanya untuk menanggapi serangan musuh.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Pisces, Aquarius, dan Capricorn Besok, 9 Desember 2022: Bertindaklah Cepat, Banyak Manfaatnya

"Ketika kami diserang, kami menyerang balik," katanya, menekankan bahwa strategi Moskow didasarkan pada kebijakan serangan balasan.

Moskow memperkirakan pertempuran akan berlangsung hanya beberapa hari sebelum penyerahan Ukraina, tetapi Putin memperingatkan hasil bisa lama datang.

“Soal proses panjang (melihat) hasil operasi militer khusus, tentu ini proses yang panjang,” kata Putin.

Namun dia memuji aneksasi yang diumumkan atas empat wilayah Ukraina ke Rusia setelah proksi Moskow mengadakan referendum dan mengumumkan integrasi mereka pada bulan September.

Baca Juga: Tak Dapat STB Gratis? Simak Cara Mudah Ubah HP Jadi Set Top Box untuk Nonton Siaran TV Digital

"Wilayah baru muncul. Ini masih merupakan hasil yang signifikan bagi Rusia dan ini adalah masalah serius," kata Putin.

Pemimpin Rusia meresmikan aneksasi empat wilayah selatan dan timur yakni Donetsk, Lugansk, Kherson dan Zaporizhzhia pada sebuah upacara di Kremlin pada bulan September.

Tetapi pasukan Rusia sama sekali tidak sepenuhnya menguasai wilayah mana pun dan bulan lalu dipaksa keluar dari ibu kota wilayah Kherson selatan setelah serangan balasan Ukraina selama berbulan-bulan.

Pada bulan September Putin mengumumkan bahwa Rusia memobilisasi ratusan ribu orang untuk mendukung pasukan Moskow yang berjuang setelah serangkaian kemunduran medan perang, khususnya di wilayah Kharkiv di timur laut Ukraina.

Baca Juga: Cek Nama Penerima BLT Anak Sekolah 2022 Online Lewat HP di cekbansos.kemensos.go.id

Dia mengatakan setengah dari orang Rusia yang dipanggil untuk dinas militer pada bulan September telah dikerahkan ke Ukraina.

"Dari 300.000 pejuang kami yang dimobilisasi, orang-orang kami, pembela tanah air, 150.000 berada di wilayah operasi," kata Putin, menambahkan bahwa sekitar 77.000 berada di unit tempur.

Sejak direbutnya kota Kherson, pertempuran di Ukraina terfokus pada kawasan industri Donbas, tempat pasukan Rusia berusaha merebut kota garis depan Bakhmut.

Zelenskyy mengatakan bahwa pasukan Rusia telah membunuh enam warga sipil dan melukai beberapa lainnya dalam serangan penembakan baru-baru ini.

Baca Juga: Masuk Tanggal 8, PIP Kemdikbud 2022 bulan Desember Cair? Segera Cek Nama Penerima Lewat Link Ini

"Teroris menyerang kota Kurakhove yang damai," katanya dalam pernyataan di media sosial.

"Sebuah pasar, stasiun bus, pompa bensin, dan bangunan tempat tinggal diserang. Sedikitnya enam warga sipil tewas, lima luka-luka," ujarnya.

Wilayah Donetsk sebagian telah dikuasai oleh pasukan Rusia sejak 2014, ketika separatis yang didukung Moskow merebut kendali atas Donbas di dekat perbatasan Rusia dan Moskow mencaplok semenanjung Krimea.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Channel News Asia

Tags

Terkini

Terpopuler