Hujan Lebat di Petra Yordania Timbulkan Air Terjun Mengerikan

28 Desember 2022, 22:02 WIB
Ilustrasi hujan lebat - BMKG memberi peringatan terjadinya potensi hujan lebat, kilat dan angin kencang di beberapa wilayah di Indonesia. /Pixabay/Jay

PR DEPOK - Gelombang cuaca ekstrem disertai hujan lebat melanda Yordania pada Senin, 26 Desember 2022.

Salah satu zona yang terdampak adalah situs arkeologi Petra, di mana semburan air yang tiba-tiba mengalir deras melalui lorong-lorong batu yang sempit.

Aliran air ini menyebabkan air bah seperti sungai, sehingga menyebabkan turis harus dievakuasi dan diselamatkan oleh layanan darurat.

Baca Juga: Katy Louise Sanders, Kekasih Song Joong Ki Ternyata Sudah 'Dispill' sejak September 2022

Dilansir dari PikiranRakyat-Depok.com dari dailymail.uk, air bah yang berkumpul seperti sungai, mengalir ke ngarai arah pintu masuk situs arkeologi Petra, Yordania hingga para wisatawan pun panik menyelamatkan diri.

Air dari pegunungan terdekat di Yordania menyembur ke situs arkeologi Petra yang terkenal dengan nama Red Rose City, yang telah berdiri selama 2.000 tahun.

Otoritas Kawasan Pengembangan dan Pariwisata Petra mengatakan, Pemerintah Yordania telah mengevakuasi sekitar 1.700 wisatawan di Petra karena hujan lebat.

Kejadian serupa pernah terjadi pada tahun 2018, dimana air naik setinggi 13 kaki dan menyapu lebih dari selusin orang, dan memaksa 4.000 orang mengungsi.

Baca Juga: Jasad WNA Malaysia yang Terseret Ombak di Bali Akhirnya Ditemukan

Lebih dari 50 tahun yang lalu, tepatnya pada tahun 1963, pernah terjadi banjir bandang di Petra. Sebanyak 22 turis Prancis dan seorang pemandu lokal tewas akibat air yang naik dengan cepat.

Pada tahun 2014, sistem alarm dipasang sebagai perlindungan tambahan, dengan sirine yang akan berbunyi ketika air banjir naik di atas ketinggian tertentu. Departemen Purbakala Yordania membangun bendungan untuk mencegah air memasuki ngarai yang mengarah ke Al-Khazneh, kuil terkenal di Petra yang dikenal sebagai “The Treasury”.

Petra terletak di Yordania, 150 mil dari Selatan Yerusalem. Petra merupakan situs warisan dunia UNESCO yang ditetapkan sejak 1985.

Baca Juga: Kabar Duka: Pak Ogah Pengisi Suara Serial Si Unyil Meninggal Dunia

Dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari unesco.org, Petra telah dihuni sejak zaman prasejarah.

Kota yang terletak di antara Laut Merah dan Laut Mati ini dibangun dan sebagian dipenuhi dengan ukiran dan dikelilingi oleh pegunungan yang penuh lorong dan ngarai.

Berbagai struktur diukir pada batu, dan di abad-abad berikutnya oleh suku Nabataean, dengan kuil Al-Khazneh yang ikonik dibangun sebagai mausoleum untuk Raja Aretas IV pada abad pertama Masehi.

Baca Juga: Dana BPUM Resmi Disetop Mulai 2023, BLT UMKM akan Disalurkan jika Indonesia Hadapi Hal Ini

Meskipun sisa-sisa situs warisan dunia UNESCO tampak luas, lebih dari 90 persennya tidak terlihat, terkubur di bawah pasir gurun. Sepanjang tahun ini, lebih dari 1,5 juta turis telah mengunjungi Petra.

Petra memang rentan terhadap banjir bandang di sepanjang Wadi Musa melalui ngarai berliku (Siq), jika sistem pengalihan Nabatean tidak dipantau, diperbaiki, dan dipelihara secara rutin.

Sementara itu, kondisi cuaca membaik pada Selasa, 27 Desember 2022. Perdana Menteri Bisher Khasawneh memberikan instruksi kepada layanan darurat untuk mempertahankan tingkat kewaspadaan yang tinggi dan memberikan bantuan kepada wisatawan jika diperlukan.***

Editor: Nur Annisa

Tags

Terkini

Terpopuler