Kabar Baik dari Ahli soal Lubang di Lapisan Ozon Bumi

11 Januari 2023, 13:36 WIB
Lapisan ozon di lapisan bumi semakin membaik. /NASA/

PR DEPOK - Lapisan ozon Bumi telah mulai pulih dalam 4 dekade terakhir. Hal ini disampaikan oleh Panel Ahli PBB pada Selasa, 10 Januari 2023.

Namun mereka pun memperingatkan kemungkinan dampak yang bisa terjadi dengan diterapkannya teknologi baru untuk memperbaiki lapisan ozon, seperti geoengineering.

Pemulihan lapisan ozon telah dilakukan melalui perjanjian Protokol Montreal yang telah ditandatangani pada bulan September 1987.

Protokol Montreal merupakan perjanjian lingkungan multilateral penting yang mengatur konsumsi dan produksi hampir 100 bahan kimia buatan manusia atau zat perusak ozon atau disebut “ozone-depleting substances” (ODS).

Baca Juga: NASA Klaim Manusia Bisa Hidup dan Bekerja di Bulan sebelum Tahun 2030

Dalam laporan yang diterbitkan setiap 4 tahun tentang kemajuan Protokol Montreal ini, terkonfirmasi berhasil menghentikan hampir 99 persen zat perusak ozon yang dilarang.

Tahapan yang telah dilakukan dalam protokol ini memberikan pemulihan penting bagi lapisan ozon yang menjadi pelindung di stratosfer dan penurunan paparan sinar ultraviolet (UV) berbahaya dari matahari.

“Dampak Protokol Montreal terhadap mitigasi perubahan iklim tidak dapat diabaikan,” kata Meg Seki, Sekretaris Eksekutif Program Lingkungan PBB (UNEP).

Selama 35 tahun terakhir, Protokol Montreal telah menjadi juara sejati bagi lingkungan. Penilaian dan tinjauan yang dilakukan oleh Panel Penilaian Ilmiah tetap menjadi komponen penting dari kerja Protokol yang membantu menginformasikan pembuat kebijakan dan keputusan.

Baca Juga: Apa Itu Fenomena Solstis? Benarkah akan Memicu Gempa Bumi pada 22 Desember 2022?

Dalam sebuah unggahan di Twitter baru-baru ini, Sekretaris Jenderal PBB António Guterres mengatakan bahwa pemulihan lapisan ozon adalah hasil yang menggembirakan dari apa yang dapat dicapai dunia saat saling bekerja sama.

Penemuan lubang di lapisan Ozon pertama kali diumumkan oleh 3 ilmuwan dari British Antarctic Survey, pada Mei 1985.

Menurut laporan Panel Ahli, jika kebijakan ini tetap dijalankan, maka lapisan tersebut diperkirakan akan pulih (kembali seperti lapisan di tahun 1980) pada tahun 2040.

Di atas Antartika, pemulihan ini diharapkan dapat terjadi sekitar tahun 2066, dan pada tahun 2045 di atas Arktik.

Baca Juga: Soal Fenomena Pulau Baru di Tanimbar, Peneliti: Akibat Gempa Magnitudo 7,5 yang Guncang Maluku

Variasi ukuran lubang ozon Antartika, khususnya antara 2019 dan 2021, sebagian besar diakibatkan oleh kondisi meteorologi. Lapisan ozon di Antartika perlahan-lahan bertambah luas dan dalam sejak tahun 2000.

Diterapkannya Protokol Montreal telah memberikan dampak baik bagi upaya mitigasi perubahan iklim, membantu menghindari pemanasan global dengan perkiraan 0,5°C. Laporan tersebut menegaskan kembali dampak positif dari perjanjian tersebut terhadap iklim.

Pada tahun 2016, sebuah perjanjian tambahan untuk Protokol Montreal, yang dikenal dengan Amandemen Kigali mensyaratkan penurunan produksi dan konsumsi beberapa hidrofluorokarbon (HFC) secara bertahap.

Penggunaan HFC tidak secara langsung menguras ozon, tetapi merupakan gas kuat yang berkontribusi terhadap pemanasan global dan percepatan perubahan iklim.

Baca Juga: Peringatan Dini Tsunami di Maluku Resmi Dihentikan BMKG

Panel Ahli mengatakan bahwa penerapan Amandemen Kigali akan menghindari pemanasan 0,3–0,5°C lagi pada tahun 2100.

“Penipisan lapisan ozon menjadi penyebab pada perubahan iklim. Keberhasilan kami dalam menghentikan bahan kimia pemakan ozon telah menunjukkan apa yang dapat dan harus dilakukan. Hal yang harus segera diterapkan adalah beralih dari bahan bakar fosil, mengurangi efek rumah kaca, sehingga dapat mengurangi peningkatan suhu,” ucap Sekretaris Jenderal WMO Petteri Taalas

Panel Ahli memperingatkan terhadap penggunaan metode potensial untuk mengurangi pemanasan iklim dengan meningkatkan pantulan sinar matahari.

Untuk pertama kalinya, mereka meneliti efek potensial pada ozon yang timbul dari penambahan aerosol yang sengaja dilepaskan ke stratosfer, dikenal sebagai injeksi aerosol stratosfer atau Stratospheric Aerosol Injection (SAI).

Mereka memperingatkan adanya konsekuensi yang tidak diinginkan dari SAI adalah bahwa hal itu juga dapat mempengaruhi suhu stratosfer, sirkulasi, tingkat produksi, dan perusakan ozon serta transportasi.***

Editor: Rahmi Nurfajriani

Tags

Terkini

Terpopuler