Buntut Perisiwa Pembakaran Al-Quran di Swedia, Erdogan: Jangan Harapkan Dukungan Turki untuk Keanggotaan NATO

24 Januari 2023, 18:10 WIB
Presiden Turki, Tayyip Erdogan, buka suara soal keanggotaan Swedia di NATO, setelah adanya aksi pembakaran Al-Quran. /REUTERS/Eduardo Munoz

PR DEPOK - Erdogan menyatakan Turki tidak beri dukungan untuk tawaran NATO setelah demo di Stockholm.

"Swedia seharusnya tidak mengharapkan dukungan Turki untuk keanggotaan NATO setelah protes.

"Hal ini termasuk pembakaran salinan Al-Quran, terjadi di dekat kedutaan Turki di Stockholm pada akhir pekan," ujar Presiden Tayyip Erdogan, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Reuters.

Demonstrasi di Stockholm pada hari Sabtu menentang Turki dan tawaran Swedia untuk bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Baca Juga: Ramalan Zodiak Libra, Scorpio, dan Sagitarius 25 Januari 2023: Ada Hasil Progresif, Jumlah Uang Meningkat

Hal ini meningkatkan ketegangan dengan Turki, yang dukungannya Swedia perlukan untuk bergabung dengan aliansi militer.

"Mereka yang membiarkan penistaan seperti itu di depan kedutaan besar mereka tidak dapat lagi mengandalkan dukungan kami untuk keanggotaan NATO mereka," ujar Erdogan dalam sebuah pidato setelah pertemuan tingkat menteri.

"Jika Anda sangat mencintai dan melindungi anggota organisasi teroris dan musuh-musuh Islam, saya mendorong Anda untuk meminta bantuan mereka demi keamanan negara Anda," katanya.

Menteri Luar Negeri Swedia Tobias Birstrom menolak untuk segera mengomentari pernyataan Erdogan tersebut, dan mengatakan dalam sebuah pernyataan tertulis kepada Reuters bahwa ia ingin memahami dengan tepat apa yang dikatakannya.

Baca Juga: Mau Dapat PKH, BPNT atau PBI JK? Segera Cek Daftar Nama Penerima Bansos 2023 di Link Berikut

Swedia dan Finlandia mengajukan permohonan untuk bergabung dengan NATO tahun lalu setelah invasi Rusia ke Ukraina, tetapi semua 30 negara anggota harus menyetujui permohonan mereka.

Pemerintah Turki, khususnya Swedia, telah mengambil sikap yang jelas terhadap apa yang dianggapnya sebagai teroris, terutama ekstremis Kurdi dan kelompok-kelompok mereka, yang bertanggung jawab atas upaya kudeta 2016 di Turki.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan bahwa Finlandia dan Swedia siap untuk bergabung dengan aliansi ini.

Tetapi apakah Washington percaya bahwa komentar Erdogan berarti menutup pintu bagi kedua negara tersebut? Ia menolak berkomentar.

Baca Juga: Cara Daftar Bansos Kemensos 2023 Online Pakai HP, Masukkan NIK KTP ke Sini agar Terdaftar sebagai KPM

"Pada akhirnya, ini adalah keputusan dan konsensus bahwa Finlandia dan Swedia harus berdamai dengan Turki," ujar Price.

Price mengatakan kepada wartawan bahwa bagi banyak orang, membakar sebuah kitab suci merupakan tindakan yang sangat tidak sopan, dan bahwa Amerika Serikat tidak akan mengizinkan mereka yang mungkin berada di balik peristiwa di Swedia untuk menyeberangi Atlantik ke Washington.

Dia menambahkan bahwa dia menyadari adanya kemungkinan upaya yang disengaja untuk merongrong untuk melemahkan hubungan antara negara-negara sekutu Eropa.

"Ada pepatah di negara ini yang mengatakan bahwa sesuatu bisa saja legal, tapi bisa juga mengerikan.

Baca Juga: Soroti Fenomena Ngemis Online, Buya Yahya: Hari Kiamat Akan Dibangkitkan...

"Dalam kasus ini, apa yang telah kita lihat dalam kaitannya dengan Swedia adalah kategori yang menurut saya bisa diklasifikasikan," ujar Price.

Pembakaran Al-Quran dilakukan oleh Rasmus Paludan, pemimpin partai sayap kanan Denmark, Hardline.

Paludan, yang juga memegang kewarganegaraan Swedia, telah beberapa kali berdemonstrasi di masa lalu dan membakar Al-Quran.

Baca Juga: Megawati Rayakan Ulang Tahun yang ke-76, Sejumlah Pejabat Hadir dalam Perayaan

Beberapa negara Arab, termasuk Arab Saudi, Yordania dan Kuwait, telah mengutuk peristiwa tersebut.

Turki telah memanggil duta besar Swedia dan membatalkan rencana kunjungan Menteri Pertahanan Swedia ke Ankara.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler