Kontroversi Calon Bos Bank Dunia Ajay Banga, Dari Wawasan Modern sampai 'Kerakusan'

24 Februari 2023, 11:00 WIB
Presiden Joe Biden mencalonkan mantan Chief Economic Officer (CEO) Mastercard Inc, Ajay Banga untuk memimpin Bank Dunia.* /QuinceCreative/Pixabay

PR DEPOK - Presiden Joe Biden mencalonkan mantan Chief Economic Officer (CEO) Mastercard Inc, Ajay Banga untuk memimpin Bank Dunia, dengan pertaruhan hubungan eksekutif kelahiran India ini dengan sektor swasta dan pasar negara berkembang akan menata-ulang lembaga tua 77 tahun ini untuk mengatasi perubahan iklim dengan lebih baik.

Presiden Biden menominasikan Ajay Banga (63) pada Kamis, yang kini menjadi warga negara Amerika Serikat (AS) memastikan bahwa ia akan mengemban tugas untuk mengawasi dana miliaran dollar, seiring dengan upaya Bank Dunia untuk membantu negara-negara berkembang dalam mengatasi krisis lingkungan hidup.

Pada Rabu, Bank Dunia mengatakan bahwa mereka berharap untuk memilih presiden baru pada Mei, menggantikan David Mapalss, yang baru saja mengumumkan pengunduran dirinya pada minggu lalu.

Pengunduran diri David Mapalss setelah kontroversi berbulan-bulan yang dipicu oleh penolakan awal dengan mengatakan jika ia menerima konsensus ilmiah tentang perubahan iklim, dan tekanan dari Menteri Keuangan Janet Yellen agar dia mengadopsi reformasi yang lebih berani.

Baca Juga: Daftar Nama Penerima PIP Terbaru Sudah Keluar, Cek Segera Tuk Cairkan Dana hingga Rp1 Juta

"Saya rasa terlalu cepat pencalonan itu, kurang dari 48 jam setelah Dewan Bank Dunia meluncurkan prosesnya, mencerminkan keinginan untuk mengecilkan hati para penantang dan menyelesaikannya dengan cepat," kata Scott Morris, peneliti senior di Center for Global Development, juga mantan pejabat Departemen Keuangan AS dikutip oleh PikiranRakyat-Depok.com dari Reuters. com pada Jumat, 24 Februari 2023.

"Ajay (Ajay Banga) emiliki kemampuan yang unik untuk memimpin Bank Dunia di tengah krisis dunia dalam sejarah ini," Kata Joe Biden dalam sebuah pernyataan, memuji eksekutif bisnis dengan akar India dan pengetahuan soal ragam tantangan yang dihadapi oleh negara berkembang dan kebiasaannya memobilisasi modal swasta untuk menyikapi masalah-masalah besar.

Pekerjaan Ajay Banga di India dan pasar-pasar berkembang lainnya, memiliki obsesi untuk memperluas inklusi keuangan, dan pengetahuannya yang mendalam tentang teknologi-teknologi baru bisa menjembatani kesenjangan antara negara-negara kaya dan pasar-pasar berkembang, kata Luis Alberto Moreno yang pernah bekerja sama dengan Banga di Inter-American Development Bank.

"Dia benar-benar dapat menjadi kekuatan untuk perubahan," Moreno. Ia mencatat bahwa Banga menikmati kepercayaan dari pasar keuangan.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Aries, Taurus, Gemini Hari Ini dan Besok 24–25 Februari 2023: Periksa Jadwal Harian

India diharapkan untuk mendukung pencalonan Ajay Banga.

Menurut Krishnamurthy Subramanian, mantan penasehat ekonomi utama pemerintah India dan sekarang menjadi direktur eksekutif Dana Moneter Internasional di India, ini adalah solusi yang elegan.

Secara historis, Bank Dunia dipimpin oleh seseorang dari AS sebagai pemegang saham terbesar. Sementara, seorang Eropa mengepalai Dana Moneter Internasional (IMF), tetapi negara-negara berkembang dan pasar-pasar berkembang telah mendorong untuk memperluas pilihan-pilihan tersebut.

Pencalonan Ajay Banga adalah pertama kali diumumkan ke publik, tetapi bank ini akan menerima nominasi dari negara-negara anggota lainnya hingga 29 Maret.

Baca Juga: Contoh Teks Pidato Khutbah Jumat yang Bertemakan Ghibah Merontokkan Pahala

Jerman, pemegang saham utama lainnya dalam minggu ini mengatakan bahwa jabatan ini harus diberikan kepada seorang perempuan karena bank ini belum pernah dipimpin oleh perempuan.

Salah seorang pejabat senior di AS mengatakan bahwa mereka tidak tahu soal negara-negara lain bakal mencalonkan kandidatnya untuk jabatan itu.

Ketika ditanya mengenai keputusan Washington untuk tidak menominasikan seorang perempuan, pejabat tersebut mengatakan bahwa Ajay Banga memiliki keyakinan pribadi dan rekam jejak yang sangat baik dalam mempromosikan keragaman, kesetaraan, dan inklusi dalam pekerjaan yang ia lakukan dan akan membawa pandangan tersebut ke Bank Dunia.

Namun, Jeff Hauser, pimpinan Revolving Door Project yang progresif, menuntut Biden untuk mencabut pencalonan seorang pejabat tinggi dari perusahaan ekuitas swasta internasional yang rakus.

Baca Juga: BRI Liga 1 Persebaya vs PSM Makassar: Jam Tayang, H2H, Prediksi Skor,Link Streaming Hari Ini, 24 Februari 2023

"Baik ekuitas swasta, MasterCard, Citigroup, PepsiCo, Nestle, maupun Dow tidak mempromosikan kesejahteraan komunal. Mereka melakukan lebih banyak hal yang memperburuk kesenjangan daripada mengatasinya," katanya.

Oxfam internasional mengatakan bahwa presiden Bank Dunia yang baru harus dipilih melalui sebuah proses global yang transparan. Bank Dunia bukan bank AS, bank Komersial, atau perusahaan ekuitas swasta.

Ajay Banga adalah wakil ketua General Atlantic, sebuah perusahaan ekuitas swasta AS yang menurut para pejabat pemerintahan telah menginvestasikan lebih dari $800 juta untuk solusi pengisian daya kendaraan listrik, tenaga surya dan pertanian berkelanjutan.

Dia pensiun pada Desember 2021 setelah 12 tahun memimpin MasterCard. Para pejabat pemerintahan mencatat bahwa dia membantu 500 juta orang yang tidak memiliki rekening bank untuk bergabung dengan ekonomi digital, menghindari pemutusan hubungan kerja 19.000 karyawan bank selama pandemi covid-19, dan memimpin pekerjaan di bidang iklim, gender dan pertanian berkelanjutan.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Libra, Scorpio, Sagitarius Hari Ini dan Besok 24–25 Februari 2023: Dapat Uang Ekstra

Wakil Presiden AS Kamal Haris mengatakan bahwa Banga membawa wawasan, energi, dan ketekunan yang luar biasa dalam perannya sebagai wakil ketua kemitraan untuk Amerika Tengah, yang telah memobilisasi $4,2 miliar dalam bentuk dana publik, swasta dan nirlaba untuk memajukan peluang ekonomi di Amerika Tengah bagian utara.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Tags

Terkini

Terpopuler