Bekas Intel CIA Ditangkap, Bocorkan Data Rahasia AS ke Tiongkok

18 Agustus 2020, 17:54 WIB
Ilustrasi. Logo CIA. /Istimewa

PR DEPOK - Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) telah menangkap bekas intel atau mata-mata Dinas Rahasia Pusat Amerika Serikat (CIA).

Intel itu didakwa melakukan spionase untuk Tiongkok dalam sebuah persekongkolan yang melibatkan seorang lainnya yang juga bekerja untuk CIA, menurut laporan pada Senin, 17 Agustus 2020.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Reuters, Selasa, 18 Agustus 2020, dalam satu pernyataan bahwa Alexander Yuk Ching Ma (67), ditangkap pada Jumat lalu, dengan tuduhan bahwa dia berkonspirasi dengan seorang kerabat keluarga bekas petugas CIA untuk membocorkan rahasia ke pejabat intelijen Tiongkok. Pengaduan kriminal itu diungkapkan pada Senin.

Baca Juga: Obati Rindu Lomba 17 Agustusan, Warganet Ramaikan Tarik Tambang Virtual 

Sebagai warga naturalisasi AS, Ma mulai bekerja untuk CIA pada 1982 dengan kewenangan mengakses informasi rahasia.

Para jaksa mengatakan Ma keluar dari CIA pada tahun 1989 dan tinggal lalu bekerja di Shanghai, Tiongkok, sebelum tiba di Hawaii pada 2001.

Para jaksa mengatakan kerabat yang tak disebut namanya itu, yang bersekongkol dengan Ma, juga bekerja sebagai mata-mata CIA tapi mengundurkan diri pada tahun 1983 setelah dugaan bahwa mereka memanfaatkan posisi resmi mereka untuk membantu warga negara Tiongkok memasuki AS.

Para jaksa mengatakan sekitar 1998, kerabat Ma dihukum karena membuat pernyataan palsu kepada sebuah lembaga peminjaman, namun mengatakan kerabat itu, sekarang 85 tahun, tidak didakwa dalam kasus sekarang karena satu "penyakit ingatan stadium lanjut dan menggerogoti".

Baca Juga: Betelgeuse Diduga Akan Meledak, Astronom Ungkap Penyebab Bintang Bumi Paling Terang yang Meredup 

Para jaksa mengatakan aktivitas mata-mata Ma mulai pada Maret 2001, yang selama itu kedua bekas pegawai CIA itu, memberikan kepada Tiongkok sebuah informasi mengenai personalia, operasi, dan metode merahasiakan komunikasi.

Para jaksa mengatakan sebagian dari satu pertemuan terekam dalam video yang di dalamnya Ma terlihat menghitung uang tunai 50.000 dolar atau setara Rp750 juta yang ia terima sebagai imbalan atas informasi rahasia.

Dokumen pengadilan menyatakan bahwa setelah Ma pindah ke Hawaii, dia mencari lowongan kerja di Dinas Rahasia Federal AS (FBI) untuk mendapatkan kembali akses rahasia ke pemerintah AS agar dia dapat memberikannya ke pihak Tiongkok.

Baca Juga: Klub Sepak Bola Eropa Ucapkan 'Selamat Hari Kemerdekaan ke-75 RI', Ada yang Pakai Pantun 

Kantor FBI Honolulu merekrut Ma sebagai penerjemah pada 2004, menurut dokumen pengadilan.

CIA dan FBI tak mau berkomentar tentang mengapa perlu waktu lama sekali untuk menangkapnya.

Pengacara Ma, Craig Jerome pun tidak bisa dimintai komentar terkait hal ini.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler