Mulai dari Cacat Desain, Para Ahli Angkat Masalah Keamanan Kapal Selam Titan yang Hilang

22 Juni 2023, 14:59 WIB
Ilustrasi kapal selam Titan /Pexels/Oliver Sjostrom/

PR DEPOK - Para ahli, kembali mengangkat masalah keamanan kapal selam Titan pada tahun 2018, yang baru saja hilang sejak Ahad lalu, ketika kapal itu turun bersama turis dalam perjalanan laut dalam untuk melihat reruntuhan Titanic.

Pilot dan empat penumpang yang berada di dalam kapal selam Titan itu hanya memiliki oksigen yang tersedia dan akan diperkirakan habis pada Kamis pagi waktu setempat.

Kapal selam Titan adalah kapal sepanjang 22 kaki (6,7 meter) yang dioperasikan oleh Ekspedisi OceanGate yang berbasis di Everett, Washington, Amerika Serikat.

Baca Juga: Cobain 6 Rekomendasi Tempat Makan Soto di Labuan Bajo, Jangan Ketinggalan!

Kapal selam Titan pertama kali melakukan penyelaman pelayaran hingga 4.000 meter (13.100 kaki) pada Desember 2018. Menurut situs resmi perusahaan OceanGate, kapal ini pertama kali menyelam ke situs kapal karam, Titanic - sekitar 3.800 meter di bawah Atlantik - pada tahun 2021.

Tetapi beberapa pakar industri dan karyawan yang melakukan whistle-blowing system, khawatir tentang keselamatan kapal selam Titan, menyatakan keprihatinan bahwa OceanGate memilih untuk tidak mensertifikasi Titan melalui pihak ketiga seperti American Bureau of Shipping, sebuah lembaga klasifikasi kapal selam terkemuka, atau grup Eropa DNV, sebuah perusahaan independen yang menjamin kualitas dan manajemen risiko yang menetapkan standar untuk desain keselamatan kendaraan bawah air.

Will Kohnen selaku ketua komite peer-review group, Marine Technology Society (MTS) tentang kapal selam berawak, menyampaikan surat tertanggal 27 Maret 2018, kepada pendiri dan CEO OceanGate Stockton Rush, yang mengemudikan kapal selam yang hilang itu.

Baca Juga: Cek Promo Khusus Ulang Tahun Jakarta 2023, Ada Chatime dan KFC!

Dalam surat itu, Kohnen mengungkapkan kekhawatirannya tentang kapal selam Titan. Kohnen juga mengatakan bahwa dia mendiskusikan isi surat itu dengan Stockton Rush.

"Ada percakapan yang jujur. Itu adalah percakapan antara orang dewasa. Dan kami sepakat untuk tidak setuju," kata Kohnen dikutip PikiranRakyat-Depok.com, ketika Reuters mewawancarainya pada Rabu, mengenai teleponnya dengan Rush.

Masalahnya bukan hanya cacat desain yang terdapat pada kapal selam Titan, tetapi keputusan OceanGate yang memilih untuk tidak mengejar proses sertifikasi yang diakui industri untuk desain, fabrikasi, dan pengujian kapal selam.

Baca Juga: Pencarian Berlanjut, Pasokan Udara di Kapal Selam Titan Diperkirakan Hampir Habis

"Kekhawatiran kami adalah bahwa pendekatan eksperimental yang diadopsi oleh OceanGate, hal itu dapat memberikan hasil negatif (dari kecil hingga bencana), yang akan memiliki konsekuensi serius bagi semua orang di industri ini," bunyi surat yang disampaikan oleh Will Kohnen.

Isi surat itu muncul kembali, setelah banyak ahli kapal selam menyuarakan keprihatinan atas tenggelamnya kapal selam Titan selama simposium tahunan tiga hari ini. Konhen meminta pengurus MTS untuk mengirimkan surat atas nama seluruh masyarakat, namun pengurus OceanGate menolak surat tersebut.

"Saya mendukung surat itu dan semua sentimen anggota kami yang khawatir akan keselamatan kapal selam Titan," kata Kohnen pada Reuters.

Baca Juga: 12 Link Twibbon HUT DKI Jakarta 2023, Meriahkan Hari Ulang Tahun Jakarta ke-496

OceanGate, ABS dan DNV tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters mengenai keselamatan kapal selam Titan.

Meski begitu, Kohnen memuji OceanGate yang telah memberi tahu penumpang tentang sifat eksperimental Titan.

Pada bulan November, CBS News menayangkan laporan dari seorang jurnalis yang membaca surat pernyataan yang harus dia tandatangani sebelum naik Titan yang mengidentifikasinya sebagai "kapal selam eksperimental yang belum disetujui atau disertifikasi oleh badan pengatur mana pun yang dapat mengakibatkan cedera fisik, trauma emosional atau kematian".***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler