Pemberontakan Wagner Group pada Pemerintahan Rusia, Warga Rostov: Apakah akan Ada Perang Saudara?

25 Juni 2023, 10:12 WIB
Warga Rostov khawatir terjadi perang saudara usai Wagner Group yang dipimpin Prigozhin menyerang pemerintahan Rusia.* /REUTERS/Alexander Ermochenko

PR DEPOK - Para tentara bayaran Wagner Group yang dipimpin oleh Prigozhin, merupakan seorang mantan narapidana, termasuk orang-orang yang ada di dalamnya, merupakan ribuan mantan narapidana yang direkrut dari penjara Rusia.

 

Anak buahnya, tentara bayaran Wagner Group, telah bertempur dalam pertempuran perang paling berdarah melawan Ukraina selama 16 bulan ini, termasuk untuk kota timur Bakhmut.

Dia mengumpat selama berbulan-bulan terhadap petinggi militer Rusia, terutama Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dan kepala staf umum, Valery Gerasimov, yang menuduh Wagner Group tidak kompeten dan menahan amunisi dalam peperangan melawan Ukraina.

Bulan ini, Prigozhin pimpinan Wagner Group, menentang perintah untuk menandatangani kontrak yang menempatkan pasukannya di bawah komando Kementerian Pertahanan.

Baca Juga: Cobain 5 Soto Terenak dan Menggugah Selera yang Ada di Cirebon

Prigozhin melancarkan pemberontakan pada hari Jumat, 23 Juni 2023, setelah menyatakan bahwa militer telah membunuh banyak pejuang Wagner Group dalam serangan udara. Namun Kementerian Pertahanan membantah tuduhan tersebut.

Pemimpin Wagner Group itu mengatakan, bahwa dia telah merebut markas Distrik Militer Selatan Rusia, tanpa melepaskan tembakan di Rostov, yang berfungsi sebagai pusat logistik belakang utama untuk seluruh pasukan invasi Rusia di Ukraina. Daerah sekitarnya juga merupakan wilayah minyak, gas, dan biji-bijian yang penting untuk negara.

 

Penduduk kota telah merekam dengan ponsel saat pejuang Wagner Group dengan kendaraan lapis baja dan tank tempur mengambil alih kota Rostov.

Dalam sebuah rekaman video, seorang wanita menanyakan terkait kondisi yang memungkinkan terjadinya perang saudara di Rusia kepada tentara bayaran Wagner Group.

Baca Juga: Mantap Betul! Berikut 6 Mie Aceh Terenak yang Terletak di Aceh

"Apakah akan ada perang saudara?" seorang wanita di Rostov bertanya kepada tentara bayaran Wagner Group. "Tidak, semuanya akan baik-baik saja," jawab seseorang tentara bayaran Wagner Group.

Mengenai kondisi yang terjadi antara tentara bayaran Wagner Group dan pemerintah Rusia, membuat Ukraina dan kelompok barat untuk bersikap lebih cermat dalam melihat situasi.

 

Presiden Amerika Serikat Joe Biden berbicara dengan para pemimpin Prancis, Jerman, dan Inggris, sementara Menteri Luar Negeri Antony Blinken berbicara dengan rekan-rekan G7.

Perwira tinggi militer Amerika Serikat, Jenderal Angkatan Darat Mark Milley, membatalkan perjalanan yang dijadwalkan ke Timur Tengah karena perkembangan pemberontakan yang dilakukan Wagner Group.

Baca Juga: 4 Film yang Tayang Hari Minggu, 25 Juni 2023 di CGV Depok Mall: The Childe hingga Elemental Forces Of Nature

"Ini merupakan tantangan paling signifikan bagi negara Rusia belakangan ini," kata Kementerian pertahanan Inggris sebelumnya, pada hari Sabtu ketika pesawat tempur Prigozhin menyerang Kota Moskow.

Pemberontakan Wagner Group berisiko membuat pasukan invasi Rusia di Ukraina berantakan, sama seperti Kyiv meluncurkan serangan balasan terkuatnya sejak perang dimulai pada Februari tahun lalu.

 

Militer Ukraina mengatakan pada Sabtu, 24 Juni 2023, bahwa pasukannya bergerak maju di dekat Bakhmut, di front timur, dan lebih jauh ke selatan. Wakil Menteri Pertahanan Hanna Maliar mengatakan di Telegram bahwa serangan diluncurkan di dekat sekelompok desa yang mengelilingi Bakhmut, yang direbut oleh pasukan Wagner Group pada Mei setelah pertempuran berbulan-bulan.

"Di semua bidang ini, kami telah membuat kemajuan," tulis Maliar.

Baca Juga: Populer! 8 Lokasi Seblak di Situbondo Ini Rasanya Paling Enak dan Nampol, Cek Alamatnya

Oleksandr Tarnavskiy, komandan front selatan, mengatakan pasukan Ukraina telah membebaskan sebuah daerah dekat Krasnohorivka, sebelah barat pusat regional Donetsk yang dikuasai Rusia.

Dia mengatakan daerah itu telah berada di bawah kendali Rusia sejak pasukan separatis yang didukung oleh Moskow menguasainya pada tahun 2014.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Tags

Terkini

Terpopuler