PR DEPOK - Prabowo Subianto, Menteri Pertahanan Republik Indonesia, telah mengusulkan langkah-langkah untuk meredakan konflik antara Rusia dan Ukraina
Proposal ini telah mendapatkan pujian dari Anton Aliabbas, seorang dosen dari Universitas Paramadina, yang menyebutnya sebagai langkah maju dalam diplomasi Indonesia.
Meskipun Ukraina menolak tawaran tersebut, ide-ide yang diajukan Prabowo dianggap konkret dan dapat diukur dengan mudah. Anton menyatakan bahwa proposal Prabowo menunjukkan kesiapan Indonesia untuk menjadi mediator dalam konflik tersebut.
Salah satu aspek yang menonjol dalam proposal tersebut adalah melibatkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan membentuk zona demiliterisasi. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki pemahaman yang jelas tentang model gencatan senjata yang diperlukan.
Baca Juga: 5 Rekomendasi Tempat Makan Soto di Solo Enak dan Murah, Wajib Dicoba!
“Tawaran ide yang diungkapkan Prabowo merupakan hal konkret. Itu merupakan langkah maju dalam diplomasi Indonesia,” ujar Anton di Jakarta, dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Antara, Senin.
Menurut Anton, melibatkan PBB dalam konflik ini akan memperkuat posisi organisasi tersebut dan menunjukkan keinginan Indonesia untuk menjaga perdamaian.
Beberapa pandangan menyebutkan bahwa PBB terlihat tidak berdaya dalam menghadapi Rusia, namun keinginan Indonesia untuk menempatkan PBB dalam posisi sentral menunjukkan dukungan terhadap upaya pemeliharaan perdamaian.
Terkait ide referendum, Anton menjelaskan bahwa Rusia telah lama menyatakan adanya ketidakpuasan sebagian publik Ukraina terhadap pemerintahan Volodymyr Zelensky.