Dilanda Wabah Demam Berdarah, Rumah Sakit di Bangladesh Kekurangan Ruangan

5 Agustus 2023, 19:35 WIB
Ilustrasi nyamuk penyebab penyakit demam berdarah. Rumah sakit di Bangladesh kekurangan ruangan akibat negara Asia Selatan itu dilanda wabah demam berdarah. /Brett Hondow/Pixabay

PR DEPOK – Bangladesh Tengah dilanda wabah demam berdarah yang mematikan, bahkan mencetak rekor di negara Asia Selatan tersebut.

Saat ini, wabah demam berdarah di Bangladesh menyebabkan rumah sakit berjuang untuk memberi ruang bagi pasien karena penyakit ini menyebar dengan cepat di negara berpenduduk padat itu.

Setidaknya 293 orang telah meninggal sejauh ini pada tahun 2023 dan hampir 61.500 orang terinfeksi, menurut angka resmi Bangladesh, menjadikan tahun paling mematikan sejak epidemi pertama wabah demam berdarah yang tercatat pada tahun 2000.

Rumah sakit, terutama di ibu kota Dhaka, kesulitan untuk menemukan ruang bagi sejumlah besar pasien yang menderita demam tinggi, nyeri sendi, dan muntah.

Baca Juga: BPNT Agustus 2023 Kembali Cair! Segera Klik Link cekbansos.kemensos.go.id untuk Cek Penerimanya

Pemerintah telah meluncurkan inisiatif untuk membatasi penyebaran penyakit yang ditularkan oleh nyamuk itu, mulai dari kampanye kesadaran hingga upaya untuk membunuh jentik nyamuk setelah musim hujan, seperti diungkap Menteri Kesehatan Zahid Maleque yang dilansir PikiranRakyat-Depok.com dari Channel News Asia.

"Sejak kami datang ke sini, para dokter dan perawat memberi tahu kami bahwa mereka tidak dapat menyediakan tempat tidur yang layak untuk kami, tetapi jika kami tinggal, mereka akan merawat kami. Kami tidak punya pilihan lain selain mengatur barang-barang di lantai untuk ibu dan saudara perempuan saya, " kata seorang warga, Shariful Islam.

Tidak ada vaksin atau obat yang secara khusus mengobati demam berdarah, yang umum terjadi di Asia Selatan selama musim hujan Juni hingga September ketika nyamuk Aedes aegypti yang menyebarkan virus mematikan tumbuh subur di air yang tergenang.

Baca Juga: Yuzuru Hanyu Umumkan Pernikahannya, Penggemar Beri Dukungan

Para ahli mengatakan mereka memprediksi akan ada lebih banyak kasus hingga Agustus dan September. Kematian tahun ini sudah melampaui rekor sebelumnya yaitu 281 dari tahun lalu, dengan jumlah orang yang terinfeksi tepat di belakang 62.423 kasus pada tahun 2022.

Deteksi dini dan akses ke perawatan medis yang tepat dapat mengurangi kematian hingga kurang dari 1 persen penderita.

“Ketika musim hujan dimulai pada bulan April, begitu pula nyamuk Aedes berkembang biak. Virus sudah menyebar di masyarakat, oleh karena itu juga menular,” kata Kabirul Bashar, profesor entomologi di Universitas Jahangirnagar.

Baca Juga: Info KUR BRI 2023: Tabel Angsuran dengan Plafond Rp100 Juta hingga Persyaratan untuk Ajukan Pinjaman

“Inilah yang menyebabkan kita melihat kasus DBD di bulan Juli sangat tinggi. Kemungkinan akan meningkat lagi di bulan Agustus dan September,” ujarnya.

Dr Yasir Arafat, penasihat kesehatan dan nutrisi senior Save the Children untuk Asia, mengatakan bahwa di seluruh Asia, peristiwa cuaca ekstrem membuat kehidupan anak-anak menjadi berantakan.

“Lonjakan wabah demam berdarah yang mengkhawatirkan ini hanyalah masalah lain yang memengaruhi kesehatan fisik dan mental mereka," tandasnya.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Channel News Asia

Tags

Terkini

Terpopuler