Militer Niger Tolak Tawaran Diplomasi dari Negara-negara Afrika hingga PBB, Wilayah Udara Masih Ditutup

9 Agustus 2023, 10:05 WIB
Para pimpinan Junta Niger /Reuters/

PR DEPOK – Dalam perkembangan terbaru dari kudeta yang terjadi di Niger, pemerintah militer negara itu menolak misi diplomatik dari negara-negara Afrika yang bertujuan memulihkan tatanan konstitusional.

Selain itu, militer Niger juga menolak tekanan dari Amerika Serikat dan PBB untuk datang ke meja perundingan.

Negara-negara yang tergabung dalam Uni Afrika (AU) tadinya berencana mengirim misi bersama dengan perwakilan PBB dan blok Afrika Barat ECOWAS ke Niger pada hari Selasa, namun izin mereka ditolak oleh pemerintah militer.

Sebelumnya, pemerintah militer Niger menutup wilayah udara negara itu, dan hingga saat ini masih belum dibuka.

Baca Juga: Joss! 8 Warung Nasi Goreng di Subang: Kaya Rempah, Bumbunya Ramai, dan Lezat

Para pemimpin ECOWAS, atau Komunitas Ekonomi Negara-Negara Afrika Barat, sedang mempersiapkan pertemuan puncak pada Kamis untuk membahas kebuntuan dengan para jenderal kudeta Niger.

Jenderal Niger sebelumnya menentang tenggat waktu Minggu untuk mengembalikan Presiden Mohamed Bazoum yang digulingkan.

Kemungkinan intervensi militer akan dibahas, tetapi ECOWAS mengatakan itu adalah pilihan terakhir.

Presiden Nigeria Bola Tinubu, yang mengepalai ECOWAS, mengatakan diplomasi adalah cara terbaik ke depan untuk menyelesaikan krisis di Niger.

Baca Juga: Lokasi Samsat Keliling Wilayah DKI Jakarta dan Sekitarnya pada Rabu, 9 Agustus 2023

Blok tersebut telah memberikan ultimatum tujuh hari kepada tentara yang merebut kekuasaan di Niamey pada 26 Juli untuk mengembalikan Bazoum atau menghadapi kemungkinan penggunaan kekuatan, tetapi para pemimpin kudeta menentang peringatan tersebut.

“Tinubu dan para pemimpin Afrika Barat lainnya lebih memilih resolusi yang diperoleh melalui cara diplomatik, melalui cara damai, daripada cara lain,” kata juru bicara Kepala Ajuri Ngelale kepada Al Jazeera yang dikutip PikiranRakyat-Depok.com.

“Itu akan menjadi posisi yang dipertahankan ke depan, sambil menunggu resolusi lain yang mungkin atau mungkin tidak dihasilkan dari KTT Luar Biasa ECOWAS yang diadakan pada hari Kamis,” Ngelale menambahkan.

Ia menyebut bahwa Presiden Nigeria tegas dalam posisinya bahwa diplomasi adalah jalan terbaik ke depan, dan mewakili posisi konsensus para kepala negara ECOWAS.

Baca Juga: Tips Menyelamatkan Diri saat Terjadi Kebakaran, Termasuk Hindari Elevator

“Namun, intervensi militer belum, dan tidak akan, dibatalkan,” kata Ngelale.

Seorang juru bicara AU mengkonfirmasi bahwa sebuah misi telah ditolak aksesnya sementara ECOWAS menolak berkomentar.

Para pemimpin kudeta telah menolak pertemuan dengan utusan senior AS dan delegasi ECOWAS lainnya yang mencoba bernegosiasi.

Di bawah Bazoum, Niger relatif berhasil menahan pemberontakan bersenjata yang menghancurkan wilayah Sahel. Itu juga merupakan sekutu penting bagi Barat setelah dua tetangganya menolak bekas kekuatan kolonial Prancis sebagai sekutu dan sebaliknya beralih ke Rusia.

Baca Juga: 8 Soto Paling Digemari di Subang, Sedap dan Mantul, Ini Lokasinya

Niger adalah produsen uranium terbesar ketujuh di dunia, bahan bakar yang paling banyak digunakan untuk energi nuklir, menambah kepentingan strategisnya.

“Tidak ada keraguan bahwa diplomasi adalah cara terbaik untuk menyelesaikan situasi ini,” kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken kepada stasiun radio Prancis RFI pada hari Selasa.

Dia mengatakan Amerika Serikat mendukung upaya ECOWAS untuk memulihkan ketertiban. Dia menolak mengomentari masa depan 1.100 tentara AS di Niger, tempat pasukan Prancis, Jerman, dan Italia juga ditempatkan.

PBB mengungkap bahwa Sekretaris Jenderal Antonio Guterres juga sangat mendukung upaya mediasi oleh ECOWAS.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler