Update Israel-Palestina: Anak-anak Cuma Minum Seteguk Air, Penduduk Terpaksa Jalan Kaki Puluhan Kilometer

16 Oktober 2023, 15:17 WIB
Warga Palestina yang sebagian besar anak-anak dan perempuan panik saat wilayahnya di Gaza digempur habis-habisan oleh pasukan Israel. /Foto/DCI Palestine

PR DEPOK – Sebagian penduduk Palestina yang mengungsi di wilayah selatan Gaza, memilih kembali ke rumah mereka di utara karena Israel terus menyerang.

Tidak hanya di wilayah selatan, Israel juga membombardir wilayah tengah Jalur Gaza yang dihuni oleh sebagian besar penduduk Palestina.

Salah seorang warga Palestina, Maha Hosseini mengatakan, ia mengungsi di jalur tengah bersama tiga keluarga. Namun ia ke rumahnya di wilayah utara Gaza.

Baca Juga: Tips Parenting, Ini 5 Cara Agar Anak Rajin Sholat Lima Waktu Sejak Dini

Ia memilih kembali karena merasa tidak aman. Selain karena Israel terus menyerang, juga persediaan air dan makanan semakin menipis.

“Saya tinggal di sebuah rumah bersama 70 orang lainnya. Persediaan air kami terbatas, listrik tidak ada, hanya satu jam sehari,” katanya seperti dikutip PikiraRakyat-Depok.com dari Aljazeera.

“Ketakutan terbesar kami adalah kehabisan air. Ketika anak-anak meminta air, kami hanya memberi mereka masing-masing satu teguk. Ada tiga keluarga yang kembali ke rumah hari ini karena bahkan di daerah yang dianggap aman oleh Israel, kami sering mengalami serangan udara di sekitar rumah tersebut,” kata Hosseini menambahkan.

Baca Juga: Kartu Prakerja Gelombang 62 Resmi Ditutup, Cek Jadwal Pengumuman Hasil Seleksi dan Tanda Tidak Lolos Seleksi

Warga Palestina Tetap Merasa Tidak Aman

Seperti diketahui, pada Jumat lalu, militer Israel memerintahkan lebih dari satu juta orang Palestina untuk mengungsi di bagian utara Jalur Gaza, termasuk Kota Gaza yang padat penduduknya. Arahan ini berlaku untuk hampir setengah dari 2,3 juta penduduk Gaza.

Ribuan orang menuju Gaza selatan dengan mobil, truk, dan bahkan gerobak yang ditarik keledai yang berisi barang apa pun yang bisa mereka bawa.

Baca Juga: Otto Hasibuan Minta Jessica Wongso Tak Tuntut Apapun jika Bebas: Keadilan Sudah Tercapai...

Namun di wilayah selatan, masyarakat tidak merasa aman dan melaporkan bahwa mereka berdesakan di rumah keluarga, teman, dan bahkan orang asing yang membukakan pintu bagi para pengungsi.

“Masalah yang paling mendesak adalah kekurangan makanan, karena pasar-pasar tutup atau persediaan tidak terisi kembali karena permintaan air dan makanan sangat tinggi,” kata Hisham Mhanna, seorang media dan petugas komunikasi Komite Palang Merah Internasional di Gaza.

Hisham mengatakan bahwa wilayah selatan memang tidak aman.

Baca Juga: Tanggal 16 Oktober Hari Apa? Ada Hari Pangan Sedunia, Ini Dia Sejarah dan Tema Peringatannya

Selain kekurangan makanan dan air, krisis Bahan Bakar Minyak semakin mempersulit keadaan. Sejumlah penduduk Palestina bahkan rela jalan kaki puluhan kilometer untuk mengungsi.

“Sama sekali tidak ada akses terhadap bahan bakar di beberapa daerah. Beberapa orang tidak punya cara untuk pindah atau mengungsi dari rumahnya. Saya melihat dengan mata telanjang keluarga, perempuan, anak-anak, orang lanjut usia berjalan puluhan kilometer berusaha mencapai kawasan aman seperti yang diinstruksikan oleh Israel,” katanya.

Ia mengatakan, banyak keluarga yang tinggal di jalanan, tanpa atap, tanpa akses terhadap air, tanpa kamar mandi, tanpa selimut, tanpa kasur, tanpa peralatan kebersihan.

Baca Juga: 7 Warung Soto Lamongan di Yogyakarta yang Rasanya Gurih dan Menggetarkan Lidah

“Mereka kebingungan, tinggal terpencar tanpa akses terhadap informasi tentang apa yang akan terjadi dan apa yang harus mereka lakukan jika situasi menjadi lebih buruk,” katanya.

Padahal, badan-badan bantuan telah memperingatkan bahwa perpindahan manusia dalam skala besar tidak akan mungkin terjadi. Sebaliknya hal itu hanya akan memicu bencana kemanusiaan.

“Orang-orang putus asa dan terkuras secara emosional dan fisik, tidak sehat, tidak ada tempat untuk tidur, tidak ada listrik, tidak ada air, tidak ada kehidupan, sehingga mendorong mereka untuk kembali ke rumah,” kata Amal, yang melarikan diri bersama keluarganya dari Kota Gaza ke Deir al-Balah.

Baca Juga: Rekomendasi 5 Bakmi Populer di Kabupaten Purbalingga yang Rasanya Enak, Ini Alamat Tempatnya

Israel telah menggempur Jalur Gaza selama lebih dari tujuh hari, sebagai pembalasan atas serangan Hamas, kelompok Palestina yang telah menguasai wilayah tersebut sejak tahun 2007. Serangan kelompok tersebut pada tanggal 7 Oktober dan pertempuran yang terjadi kemudian menewaskan sedikitnya 1.300 orang Israel.

Sementara 2.329 warga Palestina telah tewas dan 9.700 lainnya terluka akibat serangan udara Israel di Gaza sejak saat itu.

Beberapa warga Kota Gaza tidak mengungsi, karena merasa tidak punya tempat aman untuk pergi atau tidak bisa pergi ke selatan dengan aman. Sebagiannya lagi tewas dalam serangan udara ketika mencoba melarikan diri.***

Editor: Dini Novianti Rahayu

Tags

Terkini

Terpopuler