Dilanda Wabah Pneumonia, China Sebut Tak Ada Patogen Baru

24 November 2023, 17:58 WIB
Ilustrasi pneumonia - China menyebut bahwa tak ada patogen baru atau tidak biasa dalam wabah penumonia yang melanda negaranya saat ini. /Freepik/Wirestock

PR DEPOK - Pemerintah China mengatakan bahwa mereka tidak mendeteksi adanya penyakit yang tidak biasa atau baru di negara itu, demikian diungkapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), setelah lembaga kesehatan PBB tersebut membuat permintaan resmi untuk informasi mengenai wabah pneumonia misterius di utara China yang sebagian besar mempengaruhi anak-anak.

China mengalami peningkatan kasus penyakit mirip influenza dibandingkan dengan periode yang sama dalam tiga tahun sebelumnya ketika tindakan ketat dilaksanakan sebagai bagian dari strategi nol-COVID. Kebijakan itu secara tiba-tiba ditinggalkan pada Desember 2022.

WHO mencatat bahwa Komisi Kesehatan Nasional China menyatakan dalam konferensi pers awal bulan ini bahwa terjadi peningkatan kejadian penyakit pernapasan, mengaitkannya dengan pencabutan tindakan COVID-19 dan penyebaran bukan hanya COVID-19 tetapi juga patogen seperti influenza, mycoplasma pneumoniae (infeksi bakteri umum yang umumnya memengaruhi anak-anak lebih muda), dan virus syncytial pernapasan (RSV).

Minggu ini, ProMED, komunitas medis online yang mengangkat pertanyaan pada akhir 2019 tentang penyakit tidak dikenal yang beredar di Wuhan yang kemudian menjadi COVID-19, mencatat adanya jumlah laporan media yang meningkat mengenai klaster pneumonia yang tidak terdiagnosis di kalangan anak-anak di utara China.

Baca Juga: 7 Alamat Warung Bakso Enak dan Terkenal di Cilacap, Ratingnya Tinggi Ramai Pembeli, Yuk Mampir!

FTV News, media Taiwan, melaporkan bahwa rumah sakit anak-anak di Beijing, Liaoning, dan tempat lain di utara kebanjiran anak yang sakit dan para orang tua bertanya-tanya apakah otoritas sedang menyembunyikan epidemi.

ProMED mengatakan informasi lebih definitif mengenai penyakit yang mengkhawatirkan diperlukan.

Badan PBB tersebut mengatakan bahwa mereka mengadakan telekonferensi dengan pejabat kesehatan China pada hari Kamis, selama pertemuan tersebut, data yang diminta oleh WHO disediakan.

Data tersebut menunjukkan peningkatan penerimaan rumah sakit anak-anak akibat penyakit termasuk infeksi bakteri, RSV, influenza, dan virus pilek sejak Oktober.

Baca Juga: UMP Jatim 2024 Naik 6,13 Persen, Gaji di Surabaya jadi Berapa? Ini Estimasinya

"Tidak ada perubahan dalam presentasi penyakit yang dilaporkan oleh otoritas kesehatan China," kata WHO dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Al Jazeera.

Mereka menambahkan bahwa pejabat China mengatakan lonjakan pasien tidak memberatkan rumah sakit di negara tersebut.

WHO mendorong masyarakat di China untuk mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko kontraksi infeksi pernapasan, termasuk memperbarui vaksinasi, menjaga jarak dari orang lain, menggunakan masker bila diperlukan, dan tinggal di rumah saat sakit. Pengujian juga penting, kata WHO.

Kasus pertama COVID-19 dilaporkan sebagai pneumonia yang tidak dapat dijelaskan pada akhir 2019 dengan kematian pertama akibat penyakit tersebut pada Januari 2020, bulan yang sama ketika China membagikan secara publik urutan genetik COVID-19.

Baca Juga: Drakor Once Upon a Boyhood Kapan Tayang? Berikut Jadwal Tayang dan Previewnya, Im Si Wan Jadi Siswa Tangguh

Saat WHO menyatakan pandemi terjadi pada Maret 2020, mereka menyebut bahwa sangat khawatir oleh penyebaran dan keparahan virus serta tingkat tindakan yang mengkhawatirkan.

Sebuah tim WHO akhirnya mengunjungi Wuhan untuk menyelidiki wabah tersebut pada awal 2021, tetapi asal-usul virus tetap tidak jelas.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler