Hilang Konsentrasi hingga Lukai Diri Sendiri, 72 Persen Siswa di Jepang Alami Stress Imbas Covid-19

28 September 2020, 22:47 WIB
Ilustrasi ruang kelas.* /Pixabay./

PR DEPOK – Data di Jepang menunjukkan lebih dari 70 persen anak sekolah di negara tersebut mengalami stress akibat merebaknya pandemi Covid-19.

Data tersebut diperoleh dari hasil survei yang dilakukan oleh salah satu lembaga medis yang dikelola oleh negara.

Berdasarkan keterangan Pusat Kesehatan dan Perkembangan Anak Nasional, sebanyak 72 persen siswa yang terdiri dari siswa sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), serta sekolah menengah atas (SMA).

Baca Juga: Pasangan Gay di Inggris Sambut Kehadiran Bayi yang Dilahirkan dari Ibu Pengganti

Dalam hasil survei tersebut, para siswa mengatakan bahwa memikirkan tentang virus yang tengah mewabah saat ini membuat mereka tidak enak dan memengaruhi konsentrasi.

Sementara itu, sembilan persen responden mengatakan mereka terkadang melukai diri sendiri atau melakukan kekerasan kepada anggota keluarganya atau hewan peliharaannya.

Tak hanya melaporkan temuan anak yang alami stress dan melukai diri sendiri serta orang lain. Survei tersebut juga melaporkan bahwa 32 persen tidak ingin orang lain mengetahui jika mereka atau anggota keluarga mereka ada yang terinfeksi virus.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Japan Today, lebih jauh hasil survei tersebut juga melaporkan 47 persen dari siswa mengatakan bahwa mereka yakin kebanyakan orang tak akan mau diketahui ketika mereka terkena pandemi Covid-19.

Baca Juga: Lempeng Sunda Alami Pergerakan, BMKG: Gempa dan Tsunami Berpotensi Terjadi di Selatan Pulau Jawa

Dari survei yang dilakukan terhadap siswa di Jepang itu juga ditemukan bahwa sebanyak 22 persen siswa mengaku tidak ingin bermain atau bergaul dengan orang yang tertular virus..

Meskipun orang tersebut telah sembuh, sejumlah siswa ini tetap tidak mau berkomunikasi dengan mantan pasien Covid-19.

Di sisi lain, rumah sakit besar di Jepang spesialis pediatri, perawatan perinatal, kebidanan, serta pengobatan ibu, melakukan survey daring dari 15 Juni hingga 26 Juli lalu.

Survei ini dilakukan untuk memeriksa dampak pandemi terhadap anak-anak.

Sebanyak 6.772 orang menjadi responden dari survei ini, 981 di antaranya adalah anak berusia 7 hingga 17 tahun, serta 5.791 responden lainnya adalah orang dewasa yang memiliki anak kisaran usia 17 tahun atau lebih muda.

Baca Juga: Bermain Selang Air, Bocah 6 Tahun Meninggal Dunia Usai Tak Sengaja Telan Amuba Pemakan Otak Manusia

Mayumi Hanyai, seorang dokter anak dan peneliti di rumah sakit tersebut mengatakan bahwa orang tua harus membiarkan anak-anak mengekspresikan perasaan mereka dengan bebas.

Orang tua dianjurkan untuk tidak memarahi anak, menggunakan kekerasan ataupun melakukan tindakan lain karena kesal.

“Karena wajar jika anak-anak tersinggung (di tengah pandemi seperti saat ini), orang tua harus memahami bahwa perasaan itu datang dari stress,” katanya.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Japan Today

Tags

Terkini

Terpopuler