Aktivitas Sosial Tiongkok Disebut Berangsur Normal, Masyarakat Bersiap Rayakan Festival Musim Gugur

3 Oktober 2020, 19:03 WIB
Ilustrasi aktivitas masyarakat Tiongkok yang berangsur normal. /AFP

PR DEPOK - Pemerintah setempat telah menurunkan petugas khusus untuk menjaga keamanan di area wisata Tembok Besar Tiongkok usai pengunjung dilaporkan kian meningkat dalam beberapa pekan terakhir.

Para petugas juga harus mengawasi para pengunjung yang tak jarang bertingkah tak biasa hingga membuat gaduh.

 

Pemesanan hotel juga dilaporkan meningkat hingga 600 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu. 

Momentum ini disebut-sebut sebagai pekan emas nagi Tiongkok.

Baca Juga: Ridwan Kamil Batasi Jam Operasional Restoran, PHRI Akui Kebijakan Itu Jadi Beban Bagi Pengelola

1 Oktober 2020 lalu menjadi hari nasional sekaligus hari libur besar pertama, sejak negara itu dihantam wabah virus corona. 

Mulai bangkitnya Tiongkok dari pandemi dapat dilihat dari banyaknya orang berdesakan di gerbong kereta, berkerumun di kuil kuno, dan melakukan beragam aktivitas yang kini diimpikan oleh masyarakat di negara lain.

Kini Tiongkok hampir kembali mendekati kondisi normal dengan kecepatan yang luar biasa.

Meski begitu, efek pandemi beberapa waktu lalu masih sulit untuk dihilangkan bagi sebagian orang.

Minggu ini juga menjadi cerminan situasi pandemi yang telah mengubah fenomena perjalanan hingga membuat turis mancanegara kembali berdatangan.

Baca Juga: Soal Pelajar Muslim Dilarang Berhijab, Presiden Prancis: Islam Lagi Alami Krisis di Seluruh Dunia

Hampir setiap tahun, jutaan masyarakat Tiongkok pergi ke luar negeri selama liburan. Tetapi tahun ini, mereka memiliki banyak pertimbangan untuk tak meninggalkan rumah.

Lembaga penelitian pariwisata resmi Tiongkok telah memperkirakan 550 juta perjalanan domestik akan dilakukan selama liburan dalam delapan hari kedepan, terlebih bertepatan dengan festival 0ertengahan musim gugur.

Meski terdengar mengesankan, angka itu hanya berkisar di angkan70 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu.

Artinya, masih lebih besar jumlah orang yang tinggal di rumah karena ekonomi yang kurang menunjang atau ketakutan terhadap virus corona.

Baca Juga: Soroti Penanganan Covid-19 di RI, SBY: Pemerintah Jangan Tunggu 'Dewa Penolong' Vaksin

Tiket perjalanan meujubBeijing bahkan sudah habis terjual, meski kapasitas dibatasi hingga 75 persen.

Pihak berwenang sudah mengizinkan masyarakat untuk berpergian keluar rumahm

Sementara itu, industri pariwisata masih harus bersiap menghadapi serangan gencar.

“Energi masyarakat tertahan terlalu lama, jadi bisa diprediksi bahwa hari nasional tak akan santai seperti tahun sebelumnya,” tutur Lisa Li, manajer biro perjalanan Shanghai dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari New York Times.

Saat ini seluruh dunia masih berjuang untuk mengendalikan pandemi, sedangkan Tiongkok belum melaporkan kasus baru yang merupakan transmisi lokal sejak 15 Agustus 2020 lalu.

Di sisi lain warga negara asing masih dilarang untuk memasuki negara itu kecuali mereka memiliki izin tinggal yang sah.

Baca Juga: Tingkat Kesembuhan Pasien Covid-19 Capai 82 Persen, Wagub Jakarta Sebut Angka Kematian Ikut Menurun

Beijing diketahui sudah berhenti mengharuskan warga sekitar memakai masker setiap saat.

Sementara di Wuhan, pesta biliar besar-besaran dari berbagai sudut sudah menarik perhatian internasional.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: New York Times

Tags

Terkini

Terpopuler