Terbang Temui Menlu Tiongkok, Luhut Binsar Pandjaitan Harap Kerja Sama Segera Terlaksana

11 Oktober 2020, 10:07 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan ungkap siapa pencetus pertama Omnibus Law /Humas Kemenko Kemaritiman dan Investasi

PR DEPOK - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan terbang ke Yunan, Tiongkok guna memenuhi undangan pemerintah negeri tirai bambu itu.

Diketahui selaku utusan khusus Presiden Joko Widodo dirinya diagendakan bertemu dengan Anggota Dewan Negara, dan Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari ANTARA, dalam lawatannya ke Yunan, Tiongkok membahas sejumlah kerja sama bilateral, khususnya sebagai strategi menghadapi pandemi Covid-19.

Baca Juga: Link Live Streaming Timnas U-19 Indonesia vs Makedonia Utara

Untuk diketahui, Luhut Binsar Pandjaitan diundangan oleh Wang Yi pada 9 Oktober 2020 hingga 10 Oktober 2020.

Kedua menteri tersebut membahas mengenai perdagangan dan investasi, kesehatan, pendidikan dan riset, vaksin, e-commerce, intelegensi artifisial atas kecerdasan buatan, serta pertukaran budaya dan masyarakat.

Dalam keterangan tertulis di Jakarta pada Minggu, 11 Oktober 2020 dijelaskan berbagai permasalahan atau hal tertunda dibahas dalam pertemuan bilateral itu.

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Kabar Terdapat Pendaftaran Situs Prakerja di Prakerja VIP

Pria berusia 73 tahun itu menjelaskan bahwa Pemerintah Tiongkok akan menindaklanjuti permohonan Pemerintah Republik Indonesia.

Hal tersebut guna adanya peningkatan akses pasar untuk buah tropis, produk perikanan dan seafood, serta sarang burung walet, dan penambahan impor batu bara dari Indonesia.

Wang Yi juga dilaporkan akan ikut mendorong keterlibatan perguruan tinggi negaranya dalam pengembangan Pusat Konservasi, Penelitian dan Inovasi Tanaman Obat Tiongkok-Indonesia di Humbang Hasudutan, Sumatera Utara.

Baca Juga: Diguyur Hujan Deras, Tembok Rutan Sepanjang 42 meter di Bangli Runtuh

"Pusat ini bisa kaya sekali dengan herbal yang berjumlah 30.000 spesies lebih, saya berharap dukungan dari Zhejiang University, Yunnan University, dan Pusat Riset Unggulan di Bidang Tanaman Obat dan Industri Terkait," kata Luhut Binsar Pandjaitan.

Selain itu, kerja sama 'Two Countries Twin Parks' yang sejak tahun lalu diusulkan oleh Pemerintah Provinsi Fujian juga akan ditindaklanjuti oleh Wang Yi.

Lebih lanjut, Luhut Binsar Pandjaitan juga berharap agar kerja sama tersebut dapat segera terlaksana.

Baca Juga: Sinopsis Ghost Rider, Aksi Superhero Supernatural yang Menjual Jiwanya pada Iblis

Untuk diketahui dari sisi Indonesia, telah ada lokasi di Bintan seluas 4.000 hektare dengan infrastruktur pendukung yang sudah relatif baik.

Selain itu, dikatakannya bahwa konsep kerja sama juga dapat dikembangkan menjadi 'Two Countries Twin Parks with Multiple Zones' dengan menyiapkan setidaknya tiga kawasan industri yakni Bintan, Batang dan Aviarna Semarang.

Pria yang sempat menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia itu juga mengatakan bahwa proyek pengembangan Tsinghua South East Asia Center di Pulau Kura-Kura, di Bali juga menjadi perhatian Pemerintah Tiongkok.

Baca Juga: Usai Demonstrasi UU Cipta Kerja, Petugas Angkut 800 Kilogram Sampah

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa dalam pertemuannya bersama Wang Yi, dirinya menyampaikan harapannya agar Pemerintah Tiongkok dapat mendorong para profesor dan pakarnya melakukan kolaborasi riset dengan Tsinghua South East Asia Center dan agar perusahaan teknologi seperti Huawei, dan Tencent ikut berinvestasi di sana.

Wang Yi menyatakan pihaknya selalu memandang hubungan Indonesia dan Tiongkok dari sudut strategis.

Ia berharap agar kedua negara tersebut diharapkan dapat memperkokoh saling percaya politik dan terus memperdalam kerja sama yang saling menguntungkan.

Baca Juga: Sempat Dirawat Akibat Covid-19, Mantan Dirut BNI Syariah Berangsur Pulih karena Video Dukungan

"Kerja sama di berbagai area telah mencapai progres yang luar biasa cepat," tutur Wang Yi.

Sementara itu, terkait dengan kerja sama alih teknologi vaksin, Wang Yi menyampaikan bahwa Indonesia merupakan negara dengan kapasitas produksi vaksin terkuat di Asia Tenggara, sehingga dapat menjadi peluang bagi perusahaan Tiongkok untuk bekerja sama dengan tanah air.

"Kami akan mendukung perusahaan kami untuk meningkatkan kerja sama, khususnya berbagi teknologi dan pengalaman, supaya Indonesia bisa menjadi pusat produksi vaksin di kawasan Asia Tenggara," ucapnya.

Baca Juga: Sejumlah Wilayah di Jawa Barat Diperkirakan Kembali Berpotensi Dilanda Cuaca Ekstrem

Selain itu, dikatakannya terkait kerja sama Program Pengentasan Kemiskinan Berbasis Iptek belajar dari pengalaman Tiongkok juga akan menjadi salah satu kerja sama strategis jangka panjang bagi kedua negara.

Dilaporkan bahwa Wang Yi akan menindaklanjuti permintaan Luhut Binsar Pandjaitan agar Tiongkok dapat berbagi pengalaman melalui program ini.

"Di era pandemi ini, kami masih bisa membebaskan semua kemiskinan sesuai target schedule (jadwal, red) kami, dan ini merupakan pertama kalinya sudah menghapuskan kemiskinan murni dalam sejarah 5.000 tahun. Kami bersedia berbagi pengalaman dengan Indonesia, dan akan menghubungkan dengan kantor yang terkait," tutur Wang Yi.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler