Hanya Miliki Satu Helikopter Penyelamatan, Ratusan Korban Badai Eta Belum Dievakuasi

7 November 2020, 10:01 WIB
Ilustrasi Helikopter. / Pixabay /

PR DEPOK - Badai Eta pada Jumat, 6 November waktu setempat telah membuat terjadinya hujan lebat yang menimbulkan banjir dan tanah longsor di Amerika Tengah, salah satunya negara Guatemala.

Presiden Guatemala, Alejandro Giammattei, mengindikasikan jumlah korban tewas akibat badai Eta akan melonjak lebih tinggi dengan jumlah korban tewas dan hilang di desa terpencil, Queja diperkirakan berjumlah sekitar 150 orang.

Giammattei mengungkapkan, bahwa cuaca buruk telah menghambat upaya penyelamatan darurat.

Baca Juga: Paslon Pilkada Gunakan Media Daring Sebagai Wadah Kampanye, Pengamat: Malah Jadi Sarang Hoaks

Selain itu, pihaknya juga hanya memiliki satu helikopter yang memadai untuk operasi penyelamatan di wilayah terpencil.

"Kami memiliki banyak orang yang terjebak yang belum dapat kami jangkau," kata Giammattei seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Reuters.

Sementara itu, badai Eta juga menyebabkan dampak besar di negara Amerika Tengah lain yakni Honduras.

Baca Juga: Badai Eta Sebabkan Banjir dan Tanah Longsor Besar, Tewaskan hingga Ratusan Orang

Menteri Sistem Manajemen Risiko Nasional Honduras, Max Gonzalez mengungkapkan sepuluh orang tewas dan enam orang lain hilang di Honduras akibat banjir yang disebabkan badai Eta.

Sementara itu, sekitar 4.000 orang di Honduras, telah diselamatkan tetapi banyak korban lainnya yang masih terperangkap di atap rumah mereka.

"Kami telah tanpa makanan selama dua hari menunggu untuk dievakuasi," ujar William Santos, seorang warga yang berlindung di atas pabrik pengepakan pisang bersama sekitar 300 orang di Honduras utara.

Baca Juga: Sempat Terhenti Selama Orde Baru, Ahmad Yani Akan Deklarasi Pengaktifan Kembali Partai Masyumi

Badai Eta yang terjadi pada minggu ini di Amerika Tengah berdampak cukup buruk di beberapa regional wilayah tersebut.

Di seluruh wilayah Amerika Tengah seperti negara Nikaragua, Honduras, Guatemala, dan Kosta Rika angin kencang dan hujan lebat telah merusak ratusan bahkan ribuan rumah.

Hal tersebut memaksa masyarakat yang terdampak untuk berlindung di tempat penampungan.

Baca Juga: Antisipasi Tanggap Darurat Bencana Alam, Pemkab Majalengka Tambah Anggaran BTT Senilai Rp10 Miliar

Bahkan bagi mereka yang masih terjebak, terpaksa harus bertahan di atap-atap atau bekas puing-puing bangunan rumah mereka.

Di negara Nikaragua, dua penambang tewas.

Sedangkan di Kosta Rika selatan, badai Eta menyebabkan tanah longsor yang menewaskan dua orang di sebuah rumah.

Baca Juga: Polda Metro Jaya Ungkap Sebanyak 65 Tahanan Sempat Terpapar Covid-19

Pihak otoriras setempat, menyebutkan bahwa didekat perbatasan Kosta Rika di provinsi Chiriqui Panama, lima orang, termasuk tiga anak, tewas akibat banjir.

Sebelumnya, Pusat Badai Nasional Amerika Serikat (NHC) mengungkapkan, pada Jumat lalu, mata badai Eta terpantau berada di lepas pantai Belize dan menuju ke Laut Karibia.

NHC telah memprediksi dan memetakan jalur badai Eta tersebut akan bergerak ke wilayah negaravKuba dan Florida, Amerika Serikat pada akhir pekan ini.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Kian Melonjak, Harga Minyak Dunia Kembali Melemah

"Namun sisa-sisa badai Eta akan terus menghantam sebagian wilayah di Amerika Tengah dengan bencana banjir bandang yang bisa memakan korban jiwa", kata pihak NHC.

"Banjir bandang juga mungkin terjadi di negara Jamaika, wilayah Meksiko tenggara, Kepulauan Cayman, dan negara Kuba," tutur pihak NHC.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler