Usai Pecat Menteri Pertahanan Mark Esper, Donald Trump Berhentikan Pejabat Senior Pentagon

11 November 2020, 11:13 WIB
Donald Trump. // Pixabay/Geralt /

PR DEPOK - Beberapa waktu lalu warga Amerika Serikat menjalani pesta demokrasi empat tahunannya yakni pemilihan presiden Amerika Serikat (Pilpres AS).

Dalam Pilpres AS kali ini terdapat dua calon yakni Joe Biden dari partai Demokrat dan Donald Trump yang merupakan sang petahana.

Namun, saat ini proses perhitungan suara telah usai dengan Joe Biden terpilih menjadi presiden Amerika Serikat.

Baca Juga: Sinopsis Film The Hitman's Bodyguard, Mengamankan Pembunuh Bayaran

Seperti diberitakan sebelumnya oleh pikiranrakyat-depok.com Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan pemecatan Menteri Pertahanan Mark Esper.

"Mark Esper telah dihentikan. Saya ingin berterima kasih atas jasanya," tulis Trump lewat akun Twitternya sebagaimana dikutip oleh pikiranrakyat-depok.com.

Terbaru, Pemerintahan Donald Trump kembali melakukan perubahan dalam struktur kepemimpinan sipil di Departemen Pertahanan yakni Pentagon.

Baca Juga: Usai Ditemukan Kasus Flu Burung, Jerman Wajibkan Seluruh Unggas Ditempatkan dalam Ruangan

Donald Trump memecat sejumlah pejabat senior Pentagon dan menggantinya dengan yang dianggap loyalis kepada dirinya.

Perubahan tersebut diumumkan Departemen Pertahanan dalam sebuah pernyataan sekitar 24 jam setelah Presiden Donald Trump memecat Menteri Pertahanan Mark Esper.

Hal ini telah membuat para pejabat di internal Pentagon gelisah dan memicu rasa khawatir yang meningkat di antara pejabat militer dan sipil yang prihatin tentang apa yang bisa terjadi selanjutnya.

Baca Juga: Telah Berbicara dengan Khabib Nurmagomedov, Presiden UFC: Saya Berpikir Dia Akan Kembali

Empat pejabat senior sipil telah dipecat atau mengundurkan diri sejak Senin, 9 November 2020 termasuk Menteri Pertahanan Mark Esper, dan pejabat tinggi yang mengawasi kebijakan dan intelijen.

Mereka digantikan oleh loyalis Donald Trump yang dianggap termasuk tokoh kontroversial yang mempromosikan teori konspirasi dan menyebut mantan Presiden Barack Obama sebagai teroris.

Seorang pejabat senior pertahanan mengatakan pada Selasa malam (10/11/2020) bahwa "Tampaknya kami sudah selesai dengan pemenggalan saat ini," sebagaimana dikutip oleh pikiranrakyat-depok.com dari RRI.

Baca Juga: Gunung Merapi Keluarkan Guguran Lava Sejauh 700 Meter ke Arah Kali Senowo

Langkah tersebut diperkirakan hanya akan menambah rasa kekacauan dalam internal Pentagon setelah pemecatan Mark Esper oleh Donald Trump.

Presiden membuangnya dua hari setelah lawannya dari Partai Demokrat, Joe Biden, diproyeksikan sebagai pemenang pemilihan presiden, sebuah kesimpulan yang ditolak Trump.

Kekhawatiran berkembang bahwa masa transisi yang kacau dapat merusak keamanan nasional.

Baca Juga: Anak Buah Prasetijo Utomo Akui Surat Jalan Palsu Djoko Tjandra

Sementara itu, para pejabat tinggi telah berurusan dengan pengambilan keputusan Trump yang tidak dapat diprediksi sejak ia menjabat, tingkat ketidakpastian saat ini terus meningkat sejak pemilihan.

"Ini menakutkan, sangat mengganggu," kata seorang pejabat pertahanan.

"Ini adalah gerakan diktator," tuturnya.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler