Peneliti: Satu dari Empat Orang Populasi Dunia Tidak Dapatkan Vaksin Covid-19 hingga 2022

- 16 Desember 2020, 13:22 WIB
Petugas menyemprotkan cairan desinfektan kontainer berisi vaksin COVID-19 setibanya, di Kantor Pusat Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Senin, 7 Desember 2020. Vaksin COVID-19 produksi perusahaan farmasi Sinovac, China tersebut disimpan dalam ruangan pendingin dengan suhu 2-8 derajat celcius, selanjutnya akan dilakukan pengambilan sampel untuk pengujian mutu oleh tim dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Bio Farma. ANTARA FOTO/HO/Setpres-Muchlis Jr/wpa/hp.
Petugas menyemprotkan cairan desinfektan kontainer berisi vaksin COVID-19 setibanya, di Kantor Pusat Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Senin, 7 Desember 2020. Vaksin COVID-19 produksi perusahaan farmasi Sinovac, China tersebut disimpan dalam ruangan pendingin dengan suhu 2-8 derajat celcius, selanjutnya akan dilakukan pengambilan sampel untuk pengujian mutu oleh tim dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Bio Farma. ANTARA FOTO/HO/Setpres-Muchlis Jr/wpa/hp. /

PR DEPOK - Hampir satu dari empat orang populasi dunia mungkin tidak akan mendapatkan vaksin Covid-19 setidaknya hingga tahun 2022.

Para peneliti mengatakan, hal ini lantaran negara-negara kaya dengan kurang dari 15 persen populasi global telah mencadangkan 51 persen dari dosis vaksin yang paling menjanjikan pada Selasa, 15 Desember 2020.

Menurut para peneliti dari Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health di Amerika Serikat, negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah rumah bagi lebih dari 85 persen populasi dunia hanya mendapatkan sisanya.

Baca Juga: MPR Sarankan Vaksin Covid-19 Boleh Diedarkan Usai Dapat Izin dari BPOM dan MUI

Tanggapan yang efektif terhadap pandemi membutuhkan negara-negara berpenghasilan tinggi.

"Untuk berbagi dalam distribusi yang adil dari vaksin Covid-19 di seluruh dunia", tulis para peneliti seperti dikutip oleh pikiranrakyat-depok.com dari Reuters.

"Ketidakpastian akses global ke vaksin Covid-19 tidak hanya berasal dari pengujian klinis yang sedang berlangsung, tetapi juga dari kegagalan pemerintah dan produsen vaksin untuk lebih transparan dan bertanggung jawab atas pengaturan ini," lanjut keterangan itu.

Baca Juga: Fosun Pharma Pasok 100 Juta Dosis Vaksin Covid-19 ke Tiongkok Tahun Depan

Pada 15 November 2020, negara-negara berpenghasilan tinggi telah memesan hampir 7,5 miliar dosis vaksin dari 13 produsen, menurut surat kabar itu.

Ini termasuk Jepang, Australia dan Kanada yang secara kolektif memiliki lebih dari 1 miliar dosis tetapi menyumbang kurang dari 1 persen dari kasus virus corona baru saat ini.

Halaman:

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x