Pasokan sel baterai kedepannya menurut Heru bisa dipasok dari produksi dalam negeri begitu pabrik battery cell rampung.
"Pertamina akan inisiasi. Kita ajak partisipasi yang lain supaya bisa lebih masif diproduksinya," ujarnya.
Dalam pengembangan industri baterai listrik, lanjut Heru, Pertamina akan ikut terlibat di tahap intermediate yakni dalam produksi prekursor, katode, battery cell hingga battery pack.
Perseroan telah menyiapkan investasi untuk pembangunan pabrik kendati tidak mengungkapkan besaran angkanya.
Heru mengatakan kapasitas produksi pabrik battery cell ditargetkan mencapai 140 GWh berdasarkan potensi nikel di hulu yang mencapai 15 juta ton per tahun.
Harapannya produksi sel baterai di Indonesia bisa masuk rantai pasok global dan disuplai ke produsen mobil listrik di Eropa, Amerika dan Asia Pasifik.
"Tentu kita akan berpartisipasi juga dengan technology provider yang memang sudah menguasai teknologi sekaligus market-nya sehingga ada transfer teknologi dengan kerja sama ini," kata Heru.***