"Dalam penelitian kami, semua data base dan file dibagikan antara semua pakar China dan asing. Semua orang bisa melihat. Tapi memotret beberapa dokumen atau membawanya pergi bisa jadi ilegal di China."
"Terkadang data dapat berhubungan dengan privasi pasien dan memerlukan persetujuan mereka untuk dibagikan. Saya pikir ini adalah konsep yang diterima secara global," kata Liang menambahkan.
Dalam kesempatan yang sama, Liang mempertanyakan tudingan yang dilontarkan WHO kepada negaranya dari perspektif definisi.
"Saya ingin tahu apa mereka maksud dengan 'data mentah'. Jenis datanya banyak. Kami menggunakan data yang disortir dan menyortir catatan itu adalah kerja keras," ucapnya.
Selain itu, Liang juga menanggapi soal dugaan China dengan sengaja menunda penyampaian laporan investasi. Dia menegaskan hal itu tidak benar, dan justru Pemerintah China selalu melakukan verifikasi data.
"Setiap kalimat, setiap kesimpulan, dan setiap bagian data, wajib diverifikasi dua belah pihak sebelum dirilis," kata Liang secara tegas.***