Demi menghilangkan akan kekhawatiran tersebut, maka ‘paspor vaksin’ nantinya akan memberikan hasil negatif dari reaksi berantai polimerase dan tes antigen.
Namun skema tersebut tidak akan digunakan secara domestik, misalnya untuk mengatur orang yang masuk-keluar restoran atau acara olahraga.
Aplikasi ini nantinya akan terhubung dengan Sistem Catatan Vaksinasi yang merupakan database pemerintah berisi orang-orang yang sudah menerima vaksin.
Database ini berdasarkan dari CommonPass yang merupakan sebuah aplikasi yang tengah dikembangkan dengan melibatkan keterlibatan dari Forum Ekonomi Dunia.
Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan dan Kementerian Luar Negeri akan memainkan peran pusat untuk mengimplementasikan rencana ini.
Keidanren yang merupakan lobi bisnis terbesar di Jepang, meminta kepada pemerintah pada Senin, 26 April 2021 lalu untuk mempertimbangkan untuk meluncurkan paspor vaksin, merujuk ke rencana dari Uni Eropa untuk menerbitkan ‘Digital Green Pass’ di bulan Juni yang memungkinkan wisatawan asing berkunjung selama liburan musim panas.
Jepang saat ini hanya memberikan izin masuknya warga negara dan penduduk asing serta orang asing dengan ‘keadaan luar biasa khusus’, dan mereka harus memberikan bukti hasil negatif untuk tes virus corona yang dilakukan dalam waktu 72 jam sebelum keberangkatan mereka.