Dokter-dokter di Gaza Tewas dalam Serangan Israel, Palestina Kini Kekurangan Ahli Medis

- 17 Mei 2021, 20:13 WIB
Ilustrasi - Kerusakan kendaraan akibat konflik antara Israel dan Palestina.
Ilustrasi - Kerusakan kendaraan akibat konflik antara Israel dan Palestina. /REUTERS/Ronen Zvulun.

Dr Osaid Alser, mantan mahasiswa Al-Ouf yang juga rekannya di rumah sakit Al-Shifa mengatakan Palestina mengalami kerugian besar akibat tewasnya Dr Ayman Abu Al-Ouf.

"Ini mengejutkan saya dan seluruh komunitas medis. Dia adalah salah satu dokter penyakit dalam paling senior di Gaza. Itu berarti kerugian besar bagi komunitas medis," katanya seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Al Jazeera.

Baca Juga: Rocky Gerung Diduga Kritik Jokowi Soal Konflik Israel-Palestina, Henry Subiakto Bereaksi Keras

Diwaktu yang sama, Dr Mooein Ahmad al-Aloul, seorang ahli saraf psikiatri berusia 66 tahun, juga tewas di rumahnya selama serangan al-Wehda. Saudaranya, Mazen al-Aloul telah mengumumkan mengenai kematiannya.

Putri Dr Al-Aloul. Aya juga mengatakan serangan dilakukan tiba-tiba dan tanpa peringatan menyasar rumah mereka.

"Tanpa peringatan, mereka mengebom rumah kami," kata Aya yang berusia 25 tahun.

Baca Juga: Said Didu Keheranan Ada Pihak yang Justru Dukung Israel: China Aja Bela Palestina

Tercatat, sedikitnya 192 warga Palestina di Gaza tewas sejak pemboman Israel dimulai, termasuk 58 anak-anak, serta ratusan lainnya luka-luka, sistem medis Gaza, yang sudah di ambang kehancuran sebelum pandemi virus Corona, terguncang.

Rumah sakit Al-Shifa adalah rumah sakit terbesar dan terlengkap di Gaza yang menyediakan hampir 70 persen layanan medis publik di Gaza dan hampir 90 persen layanan medis darurat.

Namun, Israel berusaha menutup akses dengan melakukan serangan dengan melakukan pengeboman jalan utama menuju rumah sakit Al-Shifa.

Halaman:

Editor: Ramadhan Dwi Waluya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x