“Tidak ada mobil atau transportasi yang tersedia,” kata al-Arbeed.
Hal yang sama dilakukan oleh Umm Jamal, suami dan lima anaknya yang terpaksa lari keluar dari rumah mereka di Atatra, di utara kota Beit Lahia, setelah rumah tetangga mereka menjadi sasaran rudal Israel.
Umm Jamal mengatakan ia dan pengungsi lainnya memerlukan persediaan makanan dan selimut sebagai alas tidur.
“Selama lima hari kami tidur di lantai kosong, dan kami belum menerima makanan atau persediaan apa pun dari UNRWA. Bahkan tidak ada air minum yang bersih, dan toiletnya berantakan," katanya.
Seorang juru bicara militer Israel pada Jumat lalu telah mengakui bahwa Israel telah meningkatkan intensitas pemboman dan penembakan ke Palestina.
Ia juga mengatakan serangan dini hari termasuk 160 pesawat tempur dan menggunakan sekitar 450 rudal dan peluru untuk menyerang 150 sasaran dalam waktu 40 menit adalah milik Israel.
“Israel membombardir kami dengan rudal dan penembakan. Mereka juga menembakkan semacam gas, ”kata Umm Jamal, seraya menambahkan bahwa dia belum bisa pulang ke rumah untuk mendapatkan pakaian atau makanan.
Hingga hari ini, gencatan senjata yang dilakukan Israel ke Palestina telah menewaskan 212 orang, termasuk 61 anak-anak, lebih dari 1.000 orang Palestina terluka dan 58 ribu orang dipaksa mengungsi dari rumah mereka.