58 Ribu Warga Palestina Mengungsi Imbas Serangan Israel: Kami Butuh Makanan, Pakaian, Selimut, Kasur

- 18 Mei 2021, 21:24 WIB
Asap mengepul setelah serangan udara Israel di sebuah gedung, di tengah gencarnya pertempuran Israel-Palestina, di Kota Gaza.
Asap mengepul setelah serangan udara Israel di sebuah gedung, di tengah gencarnya pertempuran Israel-Palestina, di Kota Gaza. /REUTERS/Mohammed Salem.

PR DEPOK – Sebanyak 58 ribu warga Palestina terpaksa mengungsi dengan keadaan yang memprihatinkan akibat gencatan senjata yang dilakukan Israel terhadap Palestina di Jalur Gaza.

Mereka terpaksa meninggalkan rumah mereka tanpa membawa peralatan yang memadai. Banyak keluarga Palestina memilih mengungsi di wilayah atau bangunan yang dikelola oleh PBB, untuk menghindari pemboman udara lanjutan dari Israel.

PBB mengatakan sekitar 58.000 warga Palestina telah terlantar secara internal di Gaza saat Israel terus membombardir wilayah tersebut.

Baca Juga: Novel Baswedan Ungkap Korupsi Bansos Senilai Rp100 Triliun, Said Didu: Inikah Sebab Dia Harus Disingkirkan?

Salah satu keluarga yang harus mengungsi adalah keluarga Shaher Barda, mereka terpaksa meninggalkan rumah mereka di Shujaiyah Gaza dengan hanya pakaian di punggung.

Suheir al-Arbeed, yang baru saja melahirkan selama dua minggu harus menggendong bayinya yang baru lahir bernama Hasan di lantai sebuah ruang kelas di Kota Gaza, sedangkan lima anaknya yang lain keluar masuk, membuat daftar kebutuhan dasar yang mereka kurang.

“Kami membutuhkan makanan, pakaian, selimut, kasur dan susu. Saya harus meminta popok orang lain untuk anak saya," kata al-Arbeed seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Al Jazeera.

Baca Juga: Kehilangan Calon Cucu Pertama dari Aurel dan Atta, Anang Hermansyah: yang Sabar Ya Anakku

Keluarga tersebut melarikan diri dengan berjalan kaki pada malam hari menuju sekolah Gaza al-Jadeeda, yang merupakan salah satu dari sekian banyak sekolah yang dikelola oleh The United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA), badan PBB untuk pengungsi Palestina.

“Tidak ada mobil atau transportasi yang tersedia,” kata al-Arbeed.

Hal yang sama dilakukan oleh Umm Jamal, suami dan lima anaknya yang terpaksa lari keluar dari rumah mereka di Atatra, di utara kota Beit Lahia, setelah rumah tetangga mereka menjadi sasaran rudal Israel.

Baca Juga: Menhan Malaysia Siap Kirimkan Pasukan Perdamaian ke Palestina, Christ Wamea: Menhan RI Masih Tunggu Arahan

Umm Jamal mengatakan ia dan pengungsi lainnya memerlukan persediaan makanan dan selimut sebagai alas tidur.

“Selama lima hari kami tidur di lantai kosong, dan kami belum menerima makanan atau persediaan apa pun dari UNRWA. Bahkan tidak ada air minum yang bersih, dan toiletnya berantakan," katanya.

Seorang juru bicara militer Israel pada Jumat lalu telah mengakui bahwa Israel telah meningkatkan intensitas pemboman dan penembakan ke Palestina.

Baca Juga: 75 Pegawai KPK Disebut Romo Benny Tidak Tekun, Roy Suryo: sebagai Manusia Pancasialis Harusnya Mikir 1000 Kali

Ia juga mengatakan serangan dini hari termasuk 160 pesawat tempur dan menggunakan sekitar 450 rudal dan peluru untuk menyerang 150 sasaran dalam waktu 40 menit adalah milik Israel.

“Israel membombardir kami dengan rudal dan penembakan. Mereka juga menembakkan semacam gas, ”kata Umm Jamal, seraya menambahkan bahwa dia belum bisa pulang ke rumah untuk mendapatkan pakaian atau makanan.

Hingga hari ini, gencatan senjata yang dilakukan Israel ke Palestina telah menewaskan 212 orang, termasuk 61 anak-anak, lebih dari 1.000 orang Palestina terluka dan 58 ribu orang dipaksa mengungsi dari rumah mereka.

Baca Juga: Termakan Hoaks, Media Iran Unggah Foto Demo 212 terhadap Ahok dan Diklaim Sebagai Aksi RI Bela Palestina

Menurut PBB, setidaknya 58 ribu warga Palestina di Gaza telah mengungsi ini tersebar dalam mencari perlindungan.

Setidaknya 42.000 dari mereka telah mencari perlindungan di 50 sekolah UNRWA di seluruh wilayah pesisir.

Angka tersebut mencakup setidaknya 2.500 orang yang rumahnya hancur total dalam pemboman Israel.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x