Anak Yatim Korea Utara Gelar Perayaan Usai Jadi Pekerja 'Relawan'di Tambang Batu Bara

- 29 Mei 2021, 14:18 WIB
Ilustrasi bendera Korea Utara.
Ilustrasi bendera Korea Utara. /Pixabay/Chickenonline.

PR DEPOK – Ratusan anak yatim piatu yang berasal dari dua panti asuhan di Korea Utara menggelar upacara perayaan setelah mereka menjadi "relawan" untuk bekerja di daerah tambang batu bara dan pertanian.

Berdasarkan laporan yang dirilis oleh NK News, anak-anak yatim piatu dari dua panti asuhan yang berbeda telah "menyumbangkan" waktu mereka untuk bekerja di daerah tambang batu bara dan pertanian di seluruh negeri.

Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) juga mengatakan bahwa sebanyak 150 anak yatim piatu yang disebut mereka menggunakan “kebijaksanaan dan keberanian di masa muda mereka.

Baca Juga: Doakan Abdee Slank Amanah Jadi Komisaris PT Telkom, Iwan Fals: Mantap, Makin Gondrong Makin Rock n Roll

Mereka semua bangkit dengan antusiasme yang tinggi untuk menjadi sukarelawan untuk melayani” di lokasi yang berbeda di seluruh Korea Utara.

Puluhan anak yatim piatu juga dipekerjakan di Kompleks Penambangan Batu Bara Area Chonnae untuk memenuhi sumpah mereka kepada negara dengan menunjukan kerja keras dan cinta.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Koreaboo, para anak yatim piatu ini telah menerima upacara perayaan untuk merayakan kerja keras dan usaha mereka membangun negara.

Baca Juga: Sebut Abdee Slank Orang Baik, Jujur dan Sederhana, Ahmad Dhani: Hampir Tak Ada Seniman Dipercaya Jadi Birokrat

Pemerintah Korea Utara mengatakan bangsa ingin memberi selamat kepada anak-anak yatim piatu karena telah menjadi sukarelawan untuk bekerja di bidang yang sulit dan memakan tenaga.

Meski terlihat sebagai pekerjaan yang dilakukan sukarela, berbagai organisasi hak asasi manusia menuduh Korea Utara telah melakukan tindakan ilegal yaitu mempekerjakan anak-anak dibawah umur.

Sebelum kasus ini. tepatnya pada 2017, Komite Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merilis pernyataan yang membahas keprihatinan mereka tentang anak-anak di Korut yang diminta untuk menjadi sukarelawan dalam waktu yang lama di daerah pertanian dan pertambangan.

Baca Juga: Berikan Pesan ke Rizky Billar dan Lesti Kejora, Soimah: Jangan Anggap Saya Ini Sok Orang Tua atau Sok Nasehati

Ini telah merampas hak mereka dalam sektor pendidikan dan kesehatan, tidak diberinya istirahat, dan waktu luang untuk bermain seperti hak-hak anak pada umumnya.

Meski acap kali mendapatkan kecaman dari organisasi dunia, Korea Utara telah berulang kali menyangkal tuduhan mempekerjakan anak secara paksa.

Pihak Korea Utara menyatakan bahwa semua anak itu dengan hati yang murni yang tidak tahu apa-apa tentang kebohongan atau kasih sayang, ingin melihat bahkan dalam bermimpi memiliki ayah seorang Kim Jong Un.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Koreaboo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x