PR DEPOK - Baru-baru ini telah ditemukan mayat seorang guru asal Inggris di Jepang setelah delapan hari dilaporkan menghilang.
Alice Hodgkinson berumur 28 tahun dari Nottingham, dilaporkan hilang pada Kamis, 1 Juli 2021 setelah dia tidak masuk kerja beberapa hari di sekolah bahasa Inggris di Tokyo.
Sebelumnya dikabarkan bahwa Kantor Luar Negeri dan Persemakmuran telah bekerja sama dengan pihak berwenang di Jepang untuk mencari Alice.
Kakak dari Alice yang bernama Peter pun telah membuat poster untuk dibagikan orang-orang di media sosial, namun Alice tidak ditemukan, hingga akhirnya ia ditemukan dalam kondisi sudah tidak bernyawa.
Baca Juga: Vaksin Gotong Royong: Harga, 3 Cara Daftar Beserta Lokasi Vaksinasi Mandiri
Berdasarkan kabar yang dihimpun, polisi di Jepang tidak mencari siapa pun yang berkaitan dengan kematiannya. Menurut keluarga korban, kasus Alice ini dianggap sebagai bunuh diri oleh polisi setempat.
Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Independent, lokasi dimana tubuhnya ditemukan belum diungkapkan, dan keluarganya mengatakan bahwa mereka ingin tubuhnya segera mungkin dipulangkan.
Ayah dari Alice, Stephen, mengatakan bahwa keluarganya benar-benar bingung setelah menerima kabar ditemukannya mayat Alice tersebut dari polisi di Jepang.
Diketahui bahwa guru tersebut terakhir berbicara dengan ayahnya pada 30 Juni melalui Skype.
Ia mengatakan bahwa tidak ada indikasi bahwa ada sesuatu yang salah pada alice, ia juga sebelumnya mengatakan bahwa mereka memiliki komunikasi yang baik.
Polisi di Jepang mengatakan bahwa saat mereka mengunjungi apartemen Alice, mereka harus mendobrak pintu untuk masuk.
Dalam apartemen tersebut mereka menemukan sebuah catatan yang ditujukan kepada ayah dan saudara laki-lakinya.
Baca Juga: Final Euro 2020 Italia vs Inggris: Prediksi serta Head to Head Pertandingan
Isi dari catatan tersebut belum diungkapkan, namun ayahnya memberi tahu bahwa catatan yang ditinggalkan untuk keluarga mengindikasikan bahwa dia mungkin dalam keadaan tertekan.
Alice, yang lulus dari Universitas Edinburgh dengan gelar master di bidang psikologi, pindah ke Jepang pada Maret tahun lalu.
Dia telah tinggal di kota Yokohama, kota terpadat kedua di Jepang, yang berjarak sekitar dua puluh mil selatan Tokyo.
Dia pergi ke ibukota untuk mengajar di sekolah yang dikelola oleh jaringan Shane English Schools milik Inggris.***