PR DEPOK - Penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020 tampaknya berdampak negatif terhadap perkembangan kasus Covid-19 di kota tersebut.
Pada Selasa, 27 Juli 2021 Jepang melaporkan sebanyak 2.848 kasus baru Covid-19. Jadi yang tertinggi di kota penyelenggara Olimpiade 2020 itu.
Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Reuters, pejabat setempat telah meminta sejumlah RS di Tokyo untuk menyiapkan tempat tidur ekstra sebagai antisipasi ancaman Covid-19 varian Delta.
"Jangan keluar (rumah, red) jika tak perlu. Saya ingin Anda menonton Olimpiade dan paralimpiade di TV," ujar PM Jepang, Yoshihide Suga.
Tak sedikit orang Jepang merasa khawatir akan terjadinya lonjakan kasus dengan masuknya para atlet dan ofisial setiap perwakilan negara untuk Olimpiade Tokyo ini.
Bahkan, sebanyak 31 persen responden dalam survei harian Nikkei yang dilakukan pada Senin, 26 Juli 2021 mendesak agar Olimpiade Tokyo 2020 ditunda lagi atau dibatalkan.
Terkait adanya responden yang ingin pelaksanaan Olimpiade Tokyo 2020 ini dibatalkan, PM Jepang Suga pun angkat bicara.
"Tidak ada opsi seperti itu (pembatalan Olimpiade Tokyo 2020, red)," ujar Suga mengatakan dengan tegas.
Demi mengantisipasi lonjakan kasus, Tokyo dikabarkan telah memutuskan kembali keadaan darurat untuk keempat kalinya hingga gelaran Olimpiade tuntas.
Sementara di tempat berbeda, Mantan Direktur Institute for Population Health di King's College London, Kenji Shibuya ikut bersuara atas kejadian di Tokyo, Jepang.
Shibuya menuturkan, pihaknya tidak mungkin bisa mengukur sejauh mana Olimpiade Tokyo 2020 ini berkontribusi atas peningkatan kasus Covid-19.
"Pemerintah sudah mengirimkan sinyal bahwa orang-orang seharusnya tinggal di rumah pada saat yang sama menggelar Olimpiade," tuturnya menambahkan.***