Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh menyebut ancaman militer Israel sebagai pelanggaran berani lainnya terhadap hukum internasional.
“Kami menyatakan ini dengan jelas: Setiap tindakan bodoh terhadap Iran akan mendapat balasan yang tegas. Jangan pernah uji kami,” ujarnya.
Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Beredar Kabar Pemilik KTP Elektronik Akan Dapat Bantuan Rp600.000, Simak Faktanya
Di sisi lain, panglima Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran mengatakan negara-negara yang mengancam Iran, terutama Israel, harus mengembangkan pemahaman yang realistis tentang kemampuan defensif dan ofensifnya.
“Dalam kebijakan dan strategi pertahanan kami, tidak ada tindakan, dari musuh mana pun pada titik mana pun dan dengan cakupan apa pun, yang dapat ditoleransi dan tidak akan mendorong kami untuk menunjukkan respons yang tegas dan tegas,” kata Panglima IRGC Hossein Salami.
“Dan kami siap untuk skenario apa pun,” tuturnya seraya menambahkan pesannya bukan hanya basa-basi dan juga bukan diplomasi.
Ancaman Gantz yang bertepatan dengan pengambilan sumpah jabatan Ebrahim Raisi sebagai presiden baru Iran adalah contoh terbaru dari Israel yang menyatakan kesiapan militernya untuk menyerang Iran.
Sebelumnya pada Januari, Letnan Jenderal Israel Aviv Kochavi telah menginstruksikan pasukan militernya untuk meningkatkan persiapan dalam kemungkinan menghadapi tindakan ofensif terhadap Iran selama tahun-tahun mendatang.
Israel tetap dengan keras menentang upaya AS dan negara Barat lainnya untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir yang ditandatangani antara Iran dan kekuatan dunia pada tahun 2015.