Salah satu anggota dewan lokal, Sven Ambrosy mengatakan bahwa dia terkejut dengan pemberitahuan vaksinasi ulang yang dikeluarkan oleh pihak berwenang.
Sebagian besar yang menjadi korban dan disuntik larutan garam tersebut berasal dari masyarakat yang berusia lebih tua dan berisiko tinggi terinfeksi wabah Covid-19.
Sementara itu, Peter Beer, seorang petugas polisi dalam konferensi pers mengatakan bahwa sejak awal kasus ini memang sudah ada kecurigaan yang masuk akal.
Meski demikian, menurutnya, motif di balik insiden itu masih belum jelas dan kasus tersebut sudah diserahkan ke unit khusus untuk penyelidikan lebih lanjut.
Sebelumnya, pada April lalu, pihak berwenang mendapatkan laporan dari masyarakat terkait penggunaan vaksin Covid-19 palsu.
Kemudian, pihak berwenang menggunakan tes antibodi untuk menyelidiki, tetapi para pejabat mengatakan bahwa karena vaksinasi dilakukan beberapa bulan yang lalu, maka pengujian antibodi tidak dapat membantu tuduhan tersebut.
Untuk diketahui, mengganti vaksin Covid-19 dengan larutan garam kabarnya pernah terjadi sebelumnya di beberapa negara.
Pada bulan Juli lalu, ribuan orang di India menjadi korban dugaan penipuan vaksin Covid-19 palsu yang diyakini mengandung garam.