Tinjau Jutaan Peserta Vaksinasi Eropa-Inggris, AstraZeneca Sebut Tak Temukan Bukti Peningkatan Pembekuan Darah

- 17 Maret 2021, 21:25 WIB
Iustrasi vaksin Covid-19.
Iustrasi vaksin Covid-19. /Torstensimon/Pixabay

PR DEPOK - Pemerintah di sejumlah negara seperti Irlandia, Denmark, Norwegia, Islandia, hingga Belanda dikabarkan telah menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca. 

Kebijakan itu dilakukan lantaran adanya laporan masalah penggumpalan atau pembekuan darah pada peserta yang telah divaksinasi. 
 
Sedangkan Austria memutuskan untuk berhenti melakukan serangkaian vaksinasi AstraZeneca sekaligus menyelidiki kasus kematian akibat koagulasi tersebut.
 
 
Menanggapi kabar tersebut, AstraZeneca Plc mengatakan bahwa berdasarkan tinjauan data keamanan orang yang telah divaksinasi, tidak terdapat bukti yang menunjukkan adanya peningkatan risiko pembekuan darah. 
 
Tinjauan AstraZeneca tersebut mencakup lebih dari 17 juta orang yang telah divaksinasi dengan vaksin AstraZeneca di Uni Eropa dan Inggris. 
 
Peninjauan itu diketahui dilakukan setelah otoritas kesehatan di beberapa negara menangguhkan penggunaan vaksin AstraZeneca. 
 
 
"Peninjauan cermat terhadap semua data keamanan yang tersedia lebih dari 17 juta orang, yang divaksinasi di Uni Eropa dan Inggris dengan Vaksin Covid-19 AstraZeneca, tidak menunjukkan bukti peningkatan risiko emboli paru, trombosis vena dalam atau trombositopenia, dalam usia tertentu, kelompok, jenis kelamin atau di negara tertentu," kata pihak perusahaan. 
 
Penangguhan vaksin AstraZeneca di beberapa negara tersebut lalu disayangkan oleh pensiunan Inggris konsultan pemerintah spesialis pengendalian penyakit menular, Peter English. 
 
"Sangat disesalkan bahwa negara-negara tersebut telah menghentikan vaksinasi dengan alasan 'kehati-hatian' seperti itu," kata Peter kepada Reuters seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com pada Rabu, 17 Maret 2021. 
 
 
Menurutnya, keputusan tersebut bisa menimbulkan kerugian yang nyata dan berpengaruh pada tujuan vaksinasi. 
 
"Tindakan itu (menghentikan vaksinasi AstraZeneca) berisiko menimbulkan kerugian yang nyata pada tujuan vaksinasi, yaitu memvaksinasi cukup banyak orang untuk memperlambat penyebaran virus dan mengakhiri pandemi," ucapnya menjelaskan. 
 
Bahkan berdasarkan pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Jumat, 12 Maret 2021, Badan Obat Eropa mengungkapkan tidak ada indikasi bahwa kejadian pembekuan darah itu disebabkan oleh vaksinasi AstraZeneca.
 
 
Pihak AstraZeneca juga menyebutkan bahwa sejauh ini, 15 kasus trombosis vena dalam dan 22 kasus emboli paru telah dilaporkan, dari penggunaan vaksin Covid-19 berlisensi lainnya. 
 
Pihak perusahaan mengatakan bahwa setelah dilakukan pengujian tambahan oleh perusahaan dan otoritas kesehatan Eropa, tidak ada tes ulang yang menunjukkan kekhawatiran tersebut. 
 
Mereka menuturkan, laporan keamanan bulanan itu akan dipublikasikan di situs web EMA pada minggu berikutnya. 
 
 
Seperti diketahui, vaksin AstraZeneca yang merupakan hasil kerjasama dengan Universitas Oxford, telah mendapatkan izin penggunaan untuk digunakan di Uni Eropa dan banyak negara, kecuali regulator Amerika Serikat (AS)
 
Perusahaan kini sedang mempersiapkan untuk pengajuan otorisasi penggunaan darurat AS dan berharap data dari uji coba Fase III AS tersedia dalam beberapa minggu mendatang.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x