WHO Uji Coba Obat Covid-19, Intip Komposisi 3 Obat Baru Tersebut

- 14 Agustus 2021, 07:05 WIB
Ilustrasi obat Covid-19.
Ilustrasi obat Covid-19. /mmmCCC/Pixabay

PR DEPOK -  Terkait pengembangan obat Covid-19,  Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara resmi mengumumkan fase uji coba selanjutnya dari 3 jenis obat baru.

WHO dalam uji coba obat Covid-19 tersebut berencana langsung memberikan 3 jenis obat baru kepada pasien Covid-19.

Maka dari itu, dalam uji coba obat Covid-19, WHO akan mendaftarkan pasien rawat inap untuk diberikan 3 jenis obat baru, yaitu artesunat, imatinib, dan infliximab.

Baca Juga: Politisi PSI Dukung Aparat Hapus Mural Berisi Kritik, Rachland: Luar Biasa, Sudah Berapa Hari di Istana?

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari situs resmi WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO menyebutkan bahwa pihaknya bangga memimpin upaya penangan Covid-19 secara global.

“Menemukan terapi yang lebih efektif dan mudah diakses untuk pasien COVID-19 tetap menjadi kebutuhan kritis, dan WHO bangga memimpin upaya global ini,” kata Adhanom Ghebreyesus.

Untuk diketahui, uji coba obat Covid-19 melibatkan ribuan peneliti di lebih dari 600 rumah sakit di 52 negara, 16 negara lebih banyak dari uji coba fase pertama.

“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada pemerintah yang berpartisipasi, perusahaan farmasi, rumah sakit, dokter, dan pasien, yang telah bersama-sama melakukan ini dalam solidaritas global sejati,” ujarnya.

Baca Juga: Akui Berat Mundur dari Jabatan Komisaris Independen PT Garuda Indonesia, Yenny Wahid: Semoga Ada Manfaatnya

Adapun alasan memilih obat imatinib dan infliximab karena potensinya dalam mengurangi risiko kematian pada pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit.

Sedangkan, obat artesunat digunakan untuk malaria berat, imatinib untuk kanker tertentu, dan infliximab untuk penyakit sistem kekebalan tubuh seperti penyakit crohn dan rheumatoid arthritis.

Untuk rincian 3 jenis obat Covid-19 baru yang akan WHO uji coba, simak penjelasan berikut.

1. Artesunat

Artesunat adalah turunan dari artemisinin, obat antimalaria yang diekstrak dari ramuan Artemisia annua.

Baca Juga: Mural Berisi Kritik Dihapus Aparat, Politisi PSI Beri Dukungan: Ini Tindakan yang Sewenang-wenang

Artemisinin dan turunannya telah digunakan secara luas dalam pengobatan malaria dan penyakit parasit lainnya selama lebih dari 30 tahun, dan dianggap sangat aman.

Kelompok penasehat terapi Covid-19 dari WHO merekomendasikan untuk mengevaluasi sifat anti-inflamasi artesunat.

Artesunat  yang diproduksi oleh Ipca untuk mengobati malaria itu, dalam uji coba akan diberikan secara intravena selama 7 hari, menggunakan dosis standar yang direkomendasikan untuk pengobatan malaria berat.

2. Imatinib

Obat Imatinib diproduksi oleh Novartis untuk mengobati kanker tertentu.

Baca Juga: Tegas, China Tolak Rencana Penyelidikan Lanjutan WHO Soal Asal Usul Covid-19

Dalam uji coba, obat imatinib akan diberikan secara oral, sekali sehari, selama 14 hari.

Adapun dosis yang digunakan adalah dosis pemeliharaan standar dengan keganasan hematologis yang diberikan dalam jangka waktu yang lama.

Berdasarkan data klinis eksperimental menunjukkan bahwa imatinib dapat memulihkan kebocoran kapiler paru.

Sedangkan, berdasarkan uji klinis acak yang dilakukan di Belanda melaporkan bahwa imatinib dapat memberikan manfaat klinis pada pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit, tanpa adanya masalah keamanan.

Baca Juga: Sesumbar, Solskjaer Akui Percaya Diri dengan Skuat Manchester United Musim Ini

3. Infliximab

Diproduksi oleh Johnson dan Johnson untuk mengobati penyakit pada sistem kekebalan tubuh.
Obat infliximab dalam uji coba akan diberikan secara intravena sebagai dosis tunggal.

Adapun dosis yang digunakan WHO adalah dosis standar yang diberikan pada pasien dengan Penyakit Crohn dalam waktu yang lama.

Kelebihan infliximab adalah untuk menghambat alfa TN, antibodi monoklonal chimeric yang mengenali alfa TNF manusia.

Baca Juga: Soal Kontrak Lionel Messi, Barcelona Dituding Telah Berbohong

Biologi anti-TNF telah disetujui untuk pengobatan kondisi peradangan autoimun tertentu selama lebih dari 20 tahun.

Obat ini dapat mencegah peradangan spektrum luas, termasuk pada populasi lanjut usia yang paling rentan secara klinis terhadap Covid-19.

Sebelumnya, ada 4 obat yang diselidiki WHO usai dilakukan uji coba.

Dari hasil penelitian WHO  menunjukkan bahwa obat remdesivir, hydroxychloroquine, lopinavir dan interferon memiliki sedikit, bahkan  tidak berpengaruh pada pasien Covid-19.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: WHO


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah