Di sisi lain, junta militer mengklaim beberapa personel mereka juga tewas. Akan tetapi AAPP tidak serta memasukkan mereka ke dalam hitungannya.
Sekadar informasi, laporan AAPP terkait jumlah korban tewas dan orang-orang yang ditahan junta militar banyak dikutip oleh organisasi internasional.
Diketahui bersama, Myanmar tenggelam dan kekacauan sejak militer menangkap Aung San Suu Kyi, yang selanjutnya mengambil alih kekuasaan.
Setelah itu, aksi protes terus berlangsung setiap hari, pemberontakan marak terjadi di akwasan perbatasan, serta aksi mogok meluas hingga sebabkan ekonomi Myanmar rusak parah.
Baca Juga: Bantuan Rp4,4 Juta Segera Cair, Cek Daftar Penerima BLT Anak Sekolah 2021 dengan Cara Berikut
Para militer menuduh adanya kecurangan dalam pemilu tahun 2020, di mana partai NLD berhasil keluar sebagai pemenangnya.
Namun, komisi pemilu Myanmar dan kelompok pemantau internasional telah menegaskan bahwa tuduhan militer salah.
Otoritas militer mengklaim perebutan kekuasaan mereka tidak bisa disebut sebagai kudeta lantaran hal itu sejalan dengan Undang-Undang.***