Hal tersebut tertuang dalam salah satu ringkasan laporan intelijen AS yang dinantikan banyak pihak.
Dewan Intelijen Nasional menilai mendukung paparan alami terhadap hewan sebagai penjelasan yang mungkin, dan satu lembaga mendukung teori kebocoran laboratorium.
"Variasi dalam pandangan analitik sebagian besar berasal dari perbedaan dalam bagaimana badan-badan menimbang pelaporan intelijen dan publikasi ilmiah, dan kesenjangan intelijen dan ilmiah," kata ringkasan itu.
Kantor direktur intelijen nasional mengatakan sedang meninjau bagian-bagian laporan yang tidak diklasifikasikan dalam waktu dekat, mengingat sifat historis pandemi dan pentingnya memberi tahu publik, sambil melindungi sumber dan metodenya.
Sebelumnya, Beijing telah menolak seruan Washington dan negara-negara lain untuk penyelidikan terbaru soal asal usul Covid-19.
Penolakan China tersebut terlebih setelah kunjungan dinilai dipolitisasi oleh tim WHO pada Januari silam, yang tak terbukti meyakinkan.
"Laporan oleh komunitas intelijen AS menunjukkan bahwa AS bertekad untuk mengambil jalan manipulasi politik yang salah," kata kedutaan dalam sebuah pernyataan.
Pada awal pandemi, hipotesis awal terkait asal usul Covid-19 ini muncul pada kelelawar dan kemudian ditularkan ke manusia.***