Profesor Erez Yosef dari Universiti Tel Aviv mengungkapkan, aktivitas penambangan di lokasi tersebut berkembang pesat pada masa pemerintahan Nabi Sulaiman sekitar 3000 tahun yang lalu.
Menurutnya, tambang itu tak mengandung emas atau perak, melainkan hanya bijih tembaga.
Dari pernyataan tersebut, dapat dipahami bahwa produksi tembaga skala besar ada di lokasi itu.
Pada zaman dulu, tembaga memang dikenal sebagai komoditas paling populer, karena merupakan logam yang paling banyak dicari di dunia.
"Tembaga di beberapa titik dalam sejarah adalah sumber daya ekonomi yang paling penting dan industri yang paling menguntungkan," ucap Erez Yosef seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Vocket pada Rabu, 1 September 2021.
Sementara itu, Mohammad Najjar dari Friends of Archaeology of Jordan menjelaskan bahwa kondisi logam tembaga pada saat itu serupa dengan minyak mentah saat ini.
"Sama seperti sekarang di mana orang tidak bisa melakukan apapun tanpa minyak bumi. Manusia saat itu tidak dapat berbuat apa-apa tanpa tembaga," ujar Mohammad Najjar.
Kemudian, ia juga menyatakan bahwa tembaga pada saat itu menjadi barang yang sangat penting dalam sejarah manusia.