Network
PR DEPOK - China akhirnya menunjuk Han Zhiqiang untuk mengisi kekosongan posisi Duta Besar (Dubes) negara itu untuk Thailand setelah dua tahun kosong.
Sebelumnya, Dubes China untuk Thailand Liu Jian mengundurkan diri pada akhir 2019 silam karena alasan kesehatan.
Penunjukkan Han Zhiqiang sebagai Dubes China untuk Thailand bukan hanya karena suatu alasan mendesak akan kebutuhan adanya pejabat tinggi menempati pos tersebut.
Akan tetapi, penunjukkan Han Zhiqiang ini karena beberapa bulan sebelumnya melalui program "Diplomasi Vaksin" yang dicanangkan Presiden AS, Joe Biden.
Joe Biden dilaporkan telah mengirimkan jutaan dosis vaksin Covid-19 kepada negara-negara di Asia yang dibalas sambutan positif dari publik Thailand.
Hal tersebut merujuk pada vaksin yang diberikan oleh AS, yaitu Pfizer dan Moderna dinilai memiliki tingkat efektivitas yang lebih tinggi dibanding dosis vaksin yang diterima melalui pemerintah China.
Dalam pernyataan resmi setelah penunjukan sebagai Dubes China untuk Thailand, Han Zhiqiang menyebutkan Tiongkok akan menjadi mitra strategis jangka Panjang bagi Thailand.
Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Diplomat, Han Zhiqiang juga akan terus berupaya untuk membantu pemerintah Thailand dalam penanggulangan wabah Covid-19.
Lebih jauh, berbagai spekulasi muncul terkait hubungan diplomatik China-Thailand akibat kekosongan posisi Duta Besar dalam kurun 2 waktu terakhir ini.
Salah satu spekulasinya ada kekecewaan pemerintah China terhadap Thailand yang mempersilahkan AS untuk membangun gedung konsulat terbaru di Kota Chiang Mai.
Pasalnya, gedung konsulat AS baru itu hanya berjarak tidak terlalu jauh dari provinsi paling selatan dari RRC, yaitu Yunnan.
Baca Juga: Bukan Harris Vriza, Sosok Pria Ini yang Justru Nekat Ingin Melamar Cut Syifa Langsung
Salah satu tokoh oposisi Thailand dari partai sayap-kanan Phanthamit Prachachon Pheu Prachathipatai (PAD), Sondhi Limthongkul membenarkan klaim tersebut.
Ia menyebutkan bahwa proyek pemindahan gedung konsulat memiliki kemungkinan digunakan sebagai pos untuk untuk memata-matai China.
Menanggapi dinamika tersebut tidak terlepas dari konstelasi politik domestik yang terjadi di Thailand, petinggi militer dinilai cenderung pro terhadap kebijakan-kebijakan luar negeri yang erat dengan China.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri (Menlu) Thailand, Don Pramudwinai dinilai cenderung lebih dekat dengan Amerika Serikat.
Hal ini menyusul pada informasi tahun lalu yang menyebutkan satu hari sebelum upaya pembunuhan pemimpin Brigade Al Quds, Qasem Soleimani oleh tentara Amerika Serikat dan Thailand telah lebih dulu menerima informasi tersebut.
Menanggapi berbagai spekulasi tersebut, pada Juni lalu, Kemenlu Thailand merilis pernyataan yang menyebutkan bahwa poros kebijakan luar negerinya adalah untuk menyeimbangkan relasi dengan Amerika Serikat dan China.
Penunjukan Dubes Han Zhiqiang dinilai sebagai upaya China untuk tetap menjaga hubungan diplomatik yang baik dengan Thailand.
Sebelum ditempatkan di Thailand, Han Zhiqiang sebelumnya pernah menjadi Dubes China untuk Jepang yang ditugaskan untuk menjaga hubungan kerja sama ekonomi antara Tiongkok dengan Tokyo.***
