Survei Terbaru, 80 Persen Warga Palestina Ingin Presiden Mahmoud Abbas Mengundurkan Diri

- 23 September 2021, 16:25 WIB
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas.
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas. /REUTERS/Alex Brandon.

PR DEPOK - Sebuah jajak pendapat terbaru menemukan mayoritas warga Palestina menginginkan Presiden Otoritas Palestina (PA) Mahmoud Abbas mengundurkan diri.

Survei yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Kebijakan dan Survei Palestina (PCPSR), menunjukkan bahwa 80 persen responden mendukung pengunduran diri Abbas.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Middle East Eye pada Kamis, 23 September 2021, sebanyak 1.270 warga Palestina Tepi Barat yang dianeksasi dan Jalur Gaza yang terkepung telah disurvei secara langsung.

Baca Juga: Anggap Fero Walandouw sebagai Kakak, Natasha Wilona Tak Ingin Langgar Etika Persahabatan dengan Susan Sameh

Khalil Shikaki, yang telah melakukan survei opini publik Palestina selama lebih dari dua dekade, mengatakan hal itu adalah "jajak pendapat terburuk" yang pernah dia lihat untuk Abbas.

Pasalnya, menurut kepala PCPSR itu, popularitas dan elektabilitas Presiden PA semakin memburuk dalam beberapa bulan terakhir.

"Dia (Abbas) tidak pernah berada dalam posisi seburuk hari ini," ujar Shikaki.

Untuk diketahui, Abbas yang juga dikenal sebagai Abu Mazen telah memimpin PA sejak pemilu 2005.

Baca Juga: Arsy Mengaku Tak Tahu Nama Ibunda Kellen dan Amora, Ashanty Tak Percaya: Nggak Mungkin

Meski masa jabatannya sebagai presiden resmi berakhir pada 2009, PA belum menyelenggarakan pemilihan presiden dalam 16 tahun.

Selain itu, jajak pendapat juga menemukan bahwa setidaknya 45 persen responden percaya Hamas, partai yang berkuasa de facto di Gaza sejak 2007, harus memimpin PA.

Sementara hanya 19 persen dari warga Palestina yang disurvei mendukung Partai Fatah milik Abbas untuk mewakili mereka.

Survei itu dilakukan di tengah kecaman luas terhadap Abbas yang berusia 86 tahun, yang membatalkan pemilihan Palestina pertama dalam lebih dari 15 tahun.

Baca Juga: Ashanty Tanyakan Hubungan Anaknya dengan Kellen dan Amora, Arsy Hermansyah: Kakak Arsy Juga kan

Palestina berencana mengadakan pemilihan presiden pada tahun ini, namun kembali diundur sampai batas tak menentu.

Para pengamat politik Palestina yang mengkritik Abbas mengungkapkan alasan penundaan karena Partai Fatah tampaknya tengah menuju kemerosotan elektabilitas di rakyat Palestina itu sendiri.

Selain itu, kematian Nizar Banat pada Juli lalu, seorang kritikus vokal PA yang meninggal setelah dipukuli oleh pasukan keamanan PA, juga menjadi salah satu sebab protes terhadap otoritas dan menyerukan agar Abbas mengundurkan diri.

Baca Juga: Cara Cek Daftar Penerima BLT Anak Sekolah 2021, Siswa SD-SMA Dapat Bantuan hingga Rp4,4 Juta

Jajak pendapat dari PCPSR juga menemukan bahwa 63 persen responden mengira Banat dibunuh dengan sengaja atas instruksi pemimpin politik atau keamanan PA, sementara 22 persen percaya kematiannya tidak disengaja.

Enam puluh tiga persen responden menyatakan dukungan untuk aksi demonstrasi yang pecah setelah kematian Banat.

Sedangkan 74 persen percaya penangkapan demonstran adalah pelanggaran kebebasan dan hak-hak sipil, jajak pendapat menemukan.***

Editor: Yunita Amelia Rahma

Sumber: Middle East Eye


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah