Angka Kelahiran Berkurang, China Mulai Khawatir Pertumbuhan Populasi

- 2 Oktober 2021, 16:50 WIB
Ilustrasi kelahiran.
Ilustrasi kelahiran. //Pixabay/
PR DEPOK - Data sensus 2020 China telah memicu kekhawatiran bahwa negara itu dapat menghadapi berkurangnya populasi yang signifikan.
 
Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Sputnik pada Sabtu, 2 Oktober 2021, data sensus China 2020 telah mencatat 1,4 miliar orang, menunjukkan angka populasi terbesar di dunia.
 
Namun angka populasi tersebut bukanlah yang memicu kekhawatiran China, melainkan angka kelahiran yang mencatat 1,3 anak per wanita.
 
 
Untuk diketahui, agar populasi China tetap stabil, angka kelahiran perlu sekitar 2,1 anak per wanita.
 
China telah lama memiliki tingkat kelahiran di bawah 2,1, yang mana sebagian besar karena kebijakan satu anak.
 
Bahkan ketika kebijakan tersebut dimodifikasi dan kemudian dicabut pada tahun 2015, angka kelahiran terus menyusut.
 
Menurut sumber yang dihimpun, dua faktor yang menyebabkan krisis. Pertama adalah faktor ekonomi dan sosial.
 
Penelitian telah menunjukkan bahwa kenaikan harga real estat memiliki efek negatif pada tingkat kelahiran di Cina.
 
Ketika ekonomi China telah berkembang pesat, real estat telah melampaui kenaikan upah dan telah menyebabkan penurunan tingkat kelahiran.
 
 
Salah satu konsekuensi dari kebijakan satu anak adalah bahwa populasi China sangat tidak seimbang. China menghadapi krisis tingkat kelahiran karena kekuatan sosial, ekonomi, dan politik.
 
Bukan saja sebagian besar penduduk berusia lanjut, dan dengan demikian tidak dapat memiliki anak, tetapi penduduk yang berusia subur cenderung berjenis kelamin laki-laki.
 
Jika tren tingkat kelahiran negatif China tidak dibalik, populasi negara itu bisa berkurang separuhnya sebelum proyeksi sebelumnya diantisipasi.
 
 
"Jika tingkat kesuburan turun menjadi 1 dan dalam 29 tahun populasi di negara kita akan turun setengahnya," kata Jiang Quan Bao dari Institut Studi Kependudukan dan Pembangunan di Universitas Xi'an Jiaotong.
 
Sepanjang sejarah manusia, China secara rutin menjadi wilayah terpadat di dunia. 
 
Jika tingkat kelahiran negara itu yang menurun tidak segera ditangani secara agresif, China akan melihat populasinya menyusut dan ekonominya tersendat.***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Sputnik News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x