Dokumen Transaksi Keuangan Rahasia Pandora Papers Catut Seorang Politisi China Anti Korupsi

- 5 Oktober 2021, 17:00 WIB
ILUSTRASI dokumen rahasia.
ILUSTRASI dokumen rahasia. /PEXELS/
PR DEPOK - Dokumen Pandora Papers mengungkap satu-satunya politisi China mendirikan perusahaan offshore untuk memperdagangkan saham AS.
 
Untuk diketahui, Pandora Papers adalah nama dokumen bocor yang menyelidiki jutaan arsip keuangan rahasia ratusan politisi dan pengusaha di dunia yang diserahkan Konsorsium Internasional Jurnalis Investigasi (ICIJ).
 
Diketahui, Feng Qiya, seorang politisi dari Kongres Rakyat Nasional China pada 2016 mendirikan sebuah perusahaan offshore di British Virgin Islands bernama Linkhigh Trading Ltd. untuk melakukan berbagai transaksi.
 
 
Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Al Jazeera pada Selasa, 5 Oktober 2021, perusahaan itu memiliki aset Rp28 miliar dan terdaftar di Komisi Sekuritas dan Bursa AS, tetapi saat ini tidak aktif.
 
Sebelumnya pada 2019, Feng merekomendasikan undang-undang yang lebih ketat dalam mencegah korupsi dan kejahatan kerah putih yang melibatkan perusahaan swasta, ungkap ICIJ.
 
Menurut ICIJ, ia adalah salah satu dari ratusan politisi dan pialang terkenal lainnya yang disebutkan dalam kebocoran yang belum pernah terjadi sebelumnya atas hampir 12 juta dokumen dari 14 firma hukum dan keuangan.
 
Namun hingga berita ini diangkat, ICIJ mengungkapkan bahwa Feng tidak menanggapi permintaan untuk berkomentar.
 
Diketahui juga, menggunakan rekening luar negeri di yurisdiksi pajak rendah adalah legal di sebagian besar negara.
 
 
Dan banyak orang yang disebutkan dalam rilisan Pandora Papers tidak semuanya dituduh melakukan kesalahan kriminal.
 
Lebih jauh lagi, penyelidikan ICIJ atas dokumen bocor itu juga menyebutkan dua mantan pemimpin Hong Kong.
 
Miliarder Tung Chee-hwa dan keluarganya telah mendaftarkan hampir 30 perusahaan offshore. Sementara Leung Chun-ying terdaftar sebagai pemilik dua perusahaan BVI saat menjabat sebagai kepala eksekutif Hong Kong.
 
Leung diselidiki oleh badan anti-korupsi Hong Kong, tetapi Departemen Kehakiman pada 2018 telah membatalkan kasus tersebut karena tidak cukup bukti.
 
Pandora Papers adalah yang terbaru dari serangkaian kebocoran dokumen keuangan ICIJ. Sebelumnya terdapat LuxLeaks pada 2014 dan Panama Papers 2016.
 
Pandora Papers mengungkap semua transaksi rahasia raja, presiden, perdana menteri hingga tokoh masyarakat di seluruh dunia.
 
 
Sekitar 330 politisi dan 130 miliarder telah disebutkan dalam daftar Pandora Papers tersebut.
 
Di antaranya Raja Yordania Abdullah II, Perdana Menteri Republik Ceko Andrej Babis, Presiden Kenya Uhuru Kenyatta, Perdana Menteri UEA Mohammed bin Rashid al-Maktoum, hingga penyanyi Kolombia Shakira.
 
Selain mengungkapkan transaksi keuangan, Pandora Papers juga menyoroti sistem offshore dengan AS disebutkan sebagai pemain besar dalam sistem tersebut.
 
Dokumen rahasia yang bocor itu seakan mempermalukan para pemimpin yang selama ini telah berkampanye secara terbuka mengenai pajak dan korupsi atau menganjurkan langkah-langkah penghematan anggaran negara.***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah