Tanpa Syarat, Joe Biden dan Xi Jinping Setuju Patuhi Perjanjian Taiwan

- 6 Oktober 2021, 14:50 WIB
Presiden AS Joe Biden.
Presiden AS Joe Biden. /Instagram/@joebiden
 
PR DEPOK - Presiden AS Joe Biden ungkap dirinya telah berbicara dengan Presiden China Xi Jinping mengenai permasalahan Taiwan.
 
Di tengah ketegangan yang meningkat antara Taipei dan Beijing, Biden mengklaim bahwa mereka berdua setuju untuk mematuhi perjanjian Taiwan.
 
"Saya sudah berbicara dengan Xi tentang (ketegangan) Taiwan," tutur Biden.
 
 
"Kami setuju. Kami akan mematuhi perjanjian Taiwan," ia melanjutkan sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Reuters pada Rabu, 6 Oktober 2021.
 
Selain itu, Biden turut menjelaskan bahwa tidak ada syarat apapun yang diberikan kepada China selain mematuhi perjanjian Taiwan.
 
Biden tampaknya merujuk pada "kebijakan satu-China" lama Washington di mana ia secara resmi mengakui Beijing daripada Taipei dan Undang-Undang Hubungan Taiwan.
 
Yang memperjelas bahwa keputusan AS untuk membangun hubungan diplomatik dengan Beijing alih-alih Taiwan bertumpu pada harapan bahwa masa depan Taiwan akan ditentukan dengan cara damai.
 
Komentar Gedung Putih, dibuat setelah kembalinya Biden dari perjalanan ke Michigan, datang di tengah eskalasi hubungan Taiwan-China.
 
China mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya sendiri. Sementara Taiwan mengatakan mereka adalah negara merdeka dan akan mempertahankan kebebasan dan demokrasinya, serta menyalahkan China atas ketegangan tersebut.
 
 
Taiwan telah melaporkan 148 pesawat tempur China di bagian selatan dan barat daya zona pertahanan udaranya selama periode empat hari yang dimulai pada Jumat lalu, hari yang sama China menandai hari patriotik.
 
Amerika Serikat juga telah mendesak China untuk segera menghentikan kegiatan militernya di dekat Taiwan.
 
"Amerika Serikat sangat prihatin dengan aktivitas militer provokatif Republik Rakyat China di dekat Taiwan," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price.
 
 
"Hal itu mengganggu stabilitas, berisiko salah perhitungan, dan merusak perdamaian dan stabilitas regional," lanjutnya dalam sebuah pernyataan.
 
Biden juga tampaknya merujuk pada panggilan 90 menit yang dia lakukan dengan Xi pada 9 September lalu, pembicaraan pertama mereka dalam tujuh bulan.
 
Di mana mereka membahas perlunya memastikan bahwa persaingan antara dua ekonomi terbesar dunia tidak mengarah ke konflik.***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x